Iran Aktifkan Sistem Rudal Canggih S-400 Rusia setelah Situs Nuklirnya Dibom AS

Iran Aktifkan Sistem Rudal Canggih S-400 Rusia setelah Situs Nuklirnya Dibom AS

Global | sindonews | Kamis, 31 Juli 2025 - 10:23
share

Iran dilaporkan telah mengaktifkan sistem pertahanan rudal S-400 Triumf buatan Rusia di dekat Isfahan. Sistem misil canggih ini terlihat beroperasi pada 26 Juli atau sebulan setelah Amerika Serikat (AS) mengebom tiga situs nuklir Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan.

S-400, yang dikembangkan oleh Almaz-Antey Rusia, merupakan salah satu sistem rudal darat-ke-udara jarak jauh tercanggih di dunia yang tersedia untuk ekspor. Sistem ini dapat menargetkan pesawat, rudal jelajah, drone, dan rudal balistik pada jarak hingga 400 kilometer (249 mil) dan ketinggian hingga 30 kilometer (19 mil).

Dilengkapi dengan radar phased array canggih, S-400 dapat melacak hingga 80 target secara bersamaan dan menyerang hingga 36 target sekaligus, menggunakan varian rudal seperti 48N6E3 dan 40N6.

Baca Juga: Ukraina Bombardir 'Pearl Harbor Rusia', Ini Penjelasan Sistem Rudal S-400 Gagal Beraksi

Uji coba senjata pertahanan ini dipandang sebagai peringatan yang jelas bagi Israel dan AS bahwa Iran akan mempertahankan wilayah udaranya.Mengutip laporan Army Recognition, Kamis (31/7/2025), Iran telah menguuji coba sistem tersebut, yang melibatkan seluruh baterai S-400. Baterai ini mencakup radar akuisisi 91N6E "Big Bird", radar pengintai 92N6E "Grave Stone", unit komando dan kontrol, serta beberapa peluncur rudal 5P85TE2.

Para pengamat telah memperhatikan peningkatan aktivitas radar dan pergerakan pesawat angkut di wilayah tersebut dalam beberapa pekan terakhir, yang menunjukkan bahwa uji coba tersebut merupakan bagian dari latihan militer Iran yang lebih besar.

Pemerintah Iran belum secara resmi mengonfirmasi uji coba sistem rudal S-400 buatan Rusia, tetapi para pakar pertahanan regional mengatakan ini menandai pertama kalinya sistem tersebut diaktifkan di lapangan di dalam wilayah Iran.

Laporan akuisisi sistem S-400 oleh Iran pertama kali muncul pada Agustus 2024 ketika sebuah pesawat angkut militer Il-76 Rusia terlihat di Teheran, yang diyakini mengirimkan komponen-komponen utama sistem tersebut.

Meskipun Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran sebelumnya meremehkan kebutuhan akan S-400, dan lebih mempercayai sistem buatan lokal seperti Bavar-373 dan Khordad 15, uji coba terbaru menunjukkan Iran kini mengerahkan sistem Rusia tersebut secara operasional.

Hubungan Militer Iran-Rusia Makin Lengket

Kolaborasi militer antara Rusia dan Iran selama perang di Ukraina telah semakin erat, dengan Iran memasok Rusia dengan sejumlah besar senjata, drone, dan amunisi yang telah mengubah dinamika konflik.

Sejak pertengahan 2022, Iran telah memasok Rusia dengan ribuan drone, terutama seri Shahed, yang telah digunakan Rusia secara ekstensif di Ukraina.

Drone-drone ini, termasuk model Shahed-136 dan Shahed-131, telah digunakan sebagai amunisi yang dapat terbang dan menargetkan militer Ukraina dan infrastruktur penting, sebagai kompensasi atas menipisnya persediaan rudal jelajah Rusia yang bergantung pada komponen impor.

Selain drone, Iran telah meningkatkan dukungannya dengan memasok rudal balistik ke Rusia. Laporan Kyiv Post menyebutkan bahwa pengiriman sistem rudal balistik jarak pendek seperti Fath-360 dan Fateh-110, menandai peningkatan signifikan dalam daya mematikan bantuan Iran.

Para pejabat militer AS telah bersaksi bahwa Iran menyumbangkan lebih dari 400 rudal balistik jarak pendek ke Rusia, dan sumber-sumber intelijen mengindikasikan bahwa personel Rusia telah berlatih di Iran untuk mengoperasikan sistem rudal ini.

Transfer senjata ini merupakan bagian dari pakta kerja sama pertahanan strategis yang lebih luas yang ditandatangani oleh kedua negara, yang mencakup latihan militer bersama, produksi bersama peralatan militer, dan peningkatan pembagian intelijen.

Pasukan Rusia juga telah memulai produksi dalam negeri drone rancangan Iran, seperti tipe Shahed, di fasilitas seperti Zona Ekonomi Khusus Alabuga, yang mencerminkan tingkat integrasi teknologi dan operasional yang tinggi antara militer kedua negara.

Topik Menarik