Thailand Rebut Kembali Wilayah yang Dikuasai Kamboja
Tentara Kerajaan Thailand (RTA) mengumumkan pada hari Minggu bahwa pasukannya telah merebut kembali wilayah Chong An Ma di Ubon Ratchathani dari pasukan Kamboja. Mereka mengibarkan bendera nasional, dan menyatakan komitmen untuk mempertahankan kedaulatan.
Dalam sebuah unggahan di laman Facebook resminya, Cadangan Pasukan Militer Angkatan Darat, RTA menyatakan bahwa pasukan Thailand telah merebut kembali wilayah Chong An Ma di Zona Tambon, distrik Nam Yuen, dari apa yang mereka sebut sebagai "agresor Kamboja".
Menurut pernyataan tersebut, tentara Thailand mengibarkan bendera nasional di Chong An Ma pada pukul 08.00.
"Pada pukul 08.00 pagi ini (27 Juli), tentara Thailand kembali mengibarkan bendera nasional Thailand, diiringi dengan lantunan lagu kebangsaan yang merdu, menunjukkan komitmen teguh bahwa 'Kemerdekaan kita tidak akan pernah terancam!'" demikian pernyataan dalam unggahan tersebut, dilansir The Nation.
Baca Juga: Perang Kamboja dan Thailand Picu Kekhawatiran GlobalSementara Kepala Kepolisian Thailand Jenderal Kitrat Phanphet memerintahkan peningkatan pengawasan untuk mencegah mata-mata musuh yang mungkin mengidentifikasi target strategis di wilayah Thailand.
Pada hari Minggu, Kitrat mengunjungi Rumah Sakit Sisaket untuk memberikan dukungan moral kepada Sersan Polisi Wachira Kusonphan, 32 tahun, yang terluka oleh pecahan peluru dalam serangan Kamboja di sebuah toko swalayan setempat.
Kepala polisi juga secara pribadi menyumbangkan bantuan keuangan kepada petugas yang terluka.
Ia kemudian pergi ke pusat evakuasi sementara di sebuah kuil setempat di distrik Phayu, di mana ia bertemu dengan warga sipil yang telah mengungsi dari distrik Kantharalak akibat bentrokan yang sedang berlangsung.
Kitrat mengatakan kunjungannya merupakan bagian dari rencana perjalanan ke provinsi-provinsi garis depan, dimulai di Ubon Ratchathani sebelum tiba di Si Sa Ket.
Ia menjelaskan bahwa tanggung jawab polisi di daerah konflik ada dua: polisi patroli perbatasan dikerahkan bersama militer di garis depan, sementara unit-unit lain berfokus pada perlindungan rumah dan properti yang ditinggalkan oleh para pengungsi yang kini tinggal di tempat penampungan.
Dia juga telah menginstruksikan petugas untuk memantau individu mencurigakan yang mungkin bekerja sebagai agen musuh dan mencoba mengidentifikasi atau menandai lokasi strategis di dalam perbatasan Thailand.


