Soal Beras Oplosan, Senator DPD RI Angelo: Merugikan Masyarakat
Wakil Ketua Komite II Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Angelius Wake Kako menyoroti persoalan beras oplosan yang masih beredar di masyarakat. Persoalan beras oplosan itu merupakan sebuah fakta yang terjadi di lapangan.
“Ini sangat merugikan masyarakat,” tegas Senator Angelo sapaan akrabnya, seusai Sidang Paripurna DPD RI di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Menurut Angelo, DPD RI menemukan di daerah bahwa ada beras yang tidak sesuai ukurannya seperti tertulis dalam kemasan. Misalnya, beras yang tertulis dalam kemasan seberat 50 Kg, tetapi kenyataan isinya hanya 49 Kg, 48 Kg bahkan 47 Kg.
Baca juga: Usut Beras Oplosan, Satgas Pangan Polri Periksa 25 Pemilik Merek Beras Kemasan 5 Kg
Lebih lanjut, Angelo juga menyoroti soal beras yang dijual tidak sesuai harga eceran tertinggi (HET). Menurut Angeloa, beras yang dijual tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi terjadi di beberapa zona termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Di NTT, kata Angelo, termasuk dalam zona 2 dengan harga eceran tertinggi untuk beras beras Medium seharga Rp13.100 per Kg. Namun, di lapangan dijual dengan harga Rp14.000 bahkan mencapai Rp17.000 pers Kg. “Hal ini perlu mendapat perhatian,” ujar Senator dari Provinsi NTT ini.
Baca juga: Mentan Ancam Tindak Tegas Produsen yang Oplos Beras Premium
Untuk diketahui, berikut ini rincian harga berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2024. Zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi), harga beras Premium Rp14.900 per Kg dan beras Medium Rp12.500 per Kg
Zona 2 (Sumatra selain Lampung dan Sumatra Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan), harga beras Premium Rp15.400 per Kg dan Beras Medium Rp13.100 per Kg.
Zona 3 (Maluku dan Papua) terdiri dari Beras Premium Rp15.800 per Kg dan Beras Medium Rp 13.500 per Kg. Pada kesempatan itu, Angelo mengapresiasi kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman yang memiliki keberanian dan berpihak kepada kepada masyarakat.
“Pak Mentan (Andi Amran Sulaeman, red) berani dan memiliki keberpihakan yang jelas kepada konsumen dalam hal ini masyarakat,” ujar Angelo.
Wakil Gubernur Babel Hellyana Diperiksa Bareskrim Terkait Dugaan Pemalsuan Dokumen Akademik
Angelo mengingatkan jangan sampai semangat yang dibuat oleh Presiden Prabowo untuk mewujudkan swasembada akan surut atau mati akibat kasus beras oplosan oleh okunm tidak bertanggung jawab.
Lebih lanjut, Angelo juga menuturkan bahwa saat ini kita dalam kondisi swasdaya beras, tetapi harga beras malah naik. “Itu kontradiktif. Beras itu untuk rakyat, harganya harus terjangkau dan kualitasnya harus terjamin,” tegas Angelo yang juga mantan Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (PP PMKRI) ini.
Angelo menilai harga gabah di tingkat buruh saat ini sudah baik sekitar Rp6.500 per Kg. Namun, dia mengingatkan pelaku usaha untuk mengambil keuntungan besar. Angelo juga menyoroti soal masalah timbangan termasuk masalah kualitas berat yang tidak sesuai kemasan.Angelo mendukung langkah Kementerian Pertanian bersama aparat penegak hukum (APH) menindak oknum yang melakukan praktik yang merugikan masyarakat.
Angelo meminta Anggota Komite II DPD RI dalam kunjungannya di daerah pemilihan pada masa reses untuk mengecek dan memastikan beras yang beredar sesuai standar kualitas dan berat seperti tertulis dalam kemasan. “Kalau beras premium, ya harus premium,” ujar Angelo.
Angelo pun mengapresiasi pemerintah karena ketersediaan beras atau produksi beras dalam negeri saat ini dalam kondisi aman terkendali.










