Hamas Kecam Serangan Israel terhadap Gereja Keluarga Kudus di Gaza
Hamas mengecam keras serangan Israel terhadap Gereja Keluarga Kudus di Kota Gaza, yang terjadi Kamis dini hari (17/7/2025). Serangan tersebut melukai seorang pastor paroki dan beberapa warga sipil yang mengungsi di dalam gereja.
Dalam pernyataan resminya, Hamas menyebut insiden tersebut sebagai "kejahatan baru" yang dilakukan Pasukan Israel (IDF) terhadap tempat ibadah dan warga sipil tak berdosa yang terusir.
Hamas mengutuk serangan tersebut sebagai bagian dari kampanye "genosida" yang lebih luas yang menargetkan seluruh lapisan masyarakat Palestina.
Gereja tersebut, yang terletak di salah satu wilayah terpadat di Gaza, berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi banyak keluarga yang terusir di tengah agresi yang sedang berlangsung.
Pernyataan Hamas menekankan sifat serangan yang disengaja terhadap tempat-tempat ibadah dan tempat perlindungan warga sipil, dan menyerukan akuntabilitas internasional. Tiga anggota komunitas Kristen Gaza tewas pada hari Kamis ketika serangan "Israel" menghantam Gereja Katolik Keluarga Kudus, satu-satunya gereja Katolik di wilayah kantong yang terkepung itu, menurut Patriarkat Latin Yerusalem.
Kompleks tersebut, yang telah menampung ratusan warga sipil yang mengungsi sejak perang dimulai, mengalami kerusakan parah dalam apa yang dikutuk para pejabat gereja sebagai "pelanggaran mencolok terhadap martabat manusia."
"Dengan duka yang mendalam, Patriarkat Latin kini dapat mengonfirmasi dua orang tewas akibat serangan yang tampaknya dilakukan oleh tentara Israel yang menghantam Kompleks Keluarga Kudus pagi ini," ungkap pernyataan patriarkat tersebut. "Tidak ada yang dapat membenarkan penargetan warga sipil yang tidak bersalah."
Patriarkat tersebut mengatakan serangan tersebut menghancurkan sebagian kompleks tersebut, yang telah menyediakan perlindungan bagi sekitar 600 warga Palestina yang mengungsi, termasuk 54 orang berkebutuhan khusus.
Foto-foto dari Rumah Sakit Al-Ahli (Rumah Sakit Baptis) Kota Gaza menunjukkan para korban luka dirawat di tenda-tenda darurat. Di antara yang terluka adalah pastor paroki, Pastor Gabriel Romanelli, yang terlihat dengan perban di kakinya.Elias Al-Jaldah, anggota Dewan Agen Gereja Ortodoks Arab di Gaza, mengungkapkan serangan terjadi "hanya 10 menit setelah ibadah berakhir," dan memperingatkan seandainya para jemaah masih hadir, "kita akan menyaksikan pembantaian yang mengerikan."
Jaldah mengutuk keras serangan tersebut, menegaskan, “Itu bukanlah satu kesalahan melainkan bagian dari kampanye sistematis yang menargetkan gereja-gereja dan pusat-pusat afiliasinya selama berbulan-bulan perang genosida ini."
Ia berpendapat serangan semacam itu bertujuan menekan komunitas Kristen Gaza agar pergi, dengan mengatakan, "Mereka mencoba memaksa keluarga-keluarga Kristen untuk meninggalkan tanah mereka, tetapi mereka tetap berpegang teguh pada tanah itu."
Menggarisbawahi penderitaan bersama seluruh warga Palestina, Jaldah berkata, "Umat Kristen di Gaza, seperti halnya rakyat mereka lainnya, telah menanggung akibatnya dan menanggung semua kesulitan. Namun, mereka membuat pilihan yang menentukan: tinggal di wilayah mereka di Jalur Gaza utara atau dimakamkan di sana."
Baca juga: Kardinal Yerusalem: Kami Tahu Pasti Tank Tersebut Hantam Gereja Gaza Secara Langsung


