Khamenei Ancam Serangan Lebih Besar pada AS-Israel, Sebut Zionis Anjing yang Terikat

Khamenei Ancam Serangan Lebih Besar pada AS-Israel, Sebut Zionis Anjing yang Terikat

Global | sindonews | Kamis, 17 Juli 2025 - 08:14
share

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengancam akan meluncurkan serangan militer yang lebih besar terhadap Israel dan kepentingan Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah. Dia juga menyebut rezim Zionis sebagai anjing yang terikat dan bergantung pada perlindungan Washington.

"Fakta bahwa bangsa kita siap menghadapi kekuatan Amerika Serikat dan anjingnya yang terikat—rezim Zionis (Israel)—, sangat patut dipuji," kata Khamenei dalam pidatonya pada hari Rabu.

Bulan lalu, Israel meluncurkan invasi dengan membombardir situs-situs nuklir Iran dan dibalas Teheran dengan gelombang serangan rudal dan drone yang menghantam situs-situs militer dan fasilitas penting Zionis. Amerika Serikat kemudian ikut campur dengan menyerang fasilitas nuklir Iran.

Baca Juga: Iran Tak Percaya dengan Gencatan Senjata Israel, Siap Perang Lagi

Sebagai respons Iran menyerang pangkalan militer AS di Qatar. "Pangkalan yang diserang Iran merupakan pangkalan regional Amerika yang sangat sensitif dan pukulan yang lebih besar dapat dijatuhkan kepada AS dan negara-negara lain," kata Khamenei.Ancaman Khamenei disampaikan dalam pidato publik pertamanya sejak gencatan senjata Iran-Israel yang ditengahi AS mulai berlaku sejak 24 Juni.

Berbicara di hadapan para pejabat peradilan di Teheran, Khamenei mengatakan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan Iran terhdap pangkalan AS di Qatar menjadi jelas setelah sensor terhadap media dicabut.

Teokrat veteran berusia 86 tahun itu mengatakan serangan Israel dan AS terhadap Iran bertujuan untuk menggulingkan rezim tetapi gagal.

"Para agresor berasumsi bahwa dengan menargetkan individu-individu dan pusat-pusat kunci tertentu di Iran, mereka akan melemahkan sistem. Mereka kemudian berencana untuk melepaskan proksi-proksi mereka yang terpendam—mulai dari kaum munafik dan monarki hingga preman—yang memicu kerusuhan dan menyeret orang-orang ke jalan untuk menggulingkan sistem Islam," paparnya.

“Tuhan Yang Mahakuasa membatalkan rencana mereka...Dia membawa rakyat ke medan perang untuk mendukung pemerintah dan sistem," ujarnya.

Khamenei melanjutkan dengan mengatakan bahwa ketergantungan Israel pada Amerika Serikat menunjukkan kelemahannya.“Jika rezim Zionis dapat mempertahankan diri, ia tidak akan berpaling ke Amerika,” katanya. “Ia menyadari bahwa ia tidak dapat mengatasi Republik Islam.”

Beralih ke masalah internal, Khamenei memerintahkan pengadilan untuk mengejar apa yang disebutnya “kejahatan terkini” melalui semua jalur hukum. “Kita tidak boleh melepaskan kerah penjahat,” katanya. "Sekalipun butuh dua puluh tahun, hal itu harus diupayakan."

Dia menepis kekhawatiran tentang pengadilan internasional, dengan mengatakan bahwa suatu hari nanti mereka mungkin akan bertindak adil "jika seorang hakim independen muncul."

Saat ini, Iran berada di bawah tekanan untuk menyetujui kesepakatan nuklir dengan AS, karena Washington dan tiga kekuatan Eropa telah menetapkan batas waktu kesepakatan pada akhir Agustus. Jika tidak ada kemajuan hingga saat itu, Prancis mengatakan bahwa mekanisme "snapback" akan secara otomatis memberlakukan semua sanksi internasional yang dicabut berdasarkan kesepakatan Iran 2015, yaitu Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Meskipun demikian, Parlemen Iran merilis pernyataan pada hari Rabu yang menyatakan bahwa Teheran tidak akan melanjutkan perundingan nuklir dengan AS kecuali prasyaratnya terpenuhi, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh ISNA, Kamis (17/7/2025).

"Baik di bidang diplomatik maupun militer, kapan pun kami memasuki panggung, kami melakukannya dengan tangan penuh dan bukan dari posisi lemah," imbuh pidato Khamenei, seraya menambahkan bahwa para diplomat harus mematuhi "pedoman" dan melanjutkan pekerjaan mereka.

Topik Menarik