New York Times Akhirnya Guncang Kebungkaman Media Barat tentang Genosida Gaza

New York Times Akhirnya Guncang Kebungkaman Media Barat tentang Genosida Gaza

Global | sindonews | Kamis, 17 Juli 2025 - 09:19
share

Sejak Israel melancarkan perang brutal di Jalur Gaza pada Oktober 2023, sebagian besar media Barat menghindari penggunaan istilah "genosida" untuk menggambarkan skala kehancuran. Sebaliknya, liputan mereka membingkai peristiwa tersebut sebagai "perang", "konflik", atau "serangan balasan", meskipun semakin banyak peringatan dari para pakar PBB dan kelompok hak asasi manusia (HAM).

Namun, ketika pasukan Israel secara sistematis meratakan kota-kota Gaza yang tersisa, menewaskan lebih dari 58.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 139.000 orang, bahasa tersebut perlahan mulai berubah.

Minggu ini, The New York Times menerbitkan opini langka karya pakar genosida dan mantan tentara Israel, Raz Segal, yang menyebut tindakan Israel di Gaza sebagaimana adanya—genosida.

Baca Juga: 6 Anak Gaza Tewas Diserang saat Ambil Air, Israel Salahkan Rudalnya Malfungsi

Mengutip serangan September 2024 di kamp pengungsi Al-Mawasi, tempat lebih dari satu juta warga Palestina terpaksa mengungsi sebelum wilayah tersebut dibom, Segal menulis: "Saya bisa mengenali satu orang ketika saya melihatnya. "Israel sedang melakukan genosida terhadap rakyat Palestina," lanjut tulisan Segal.

Sebagai salah satu media berita paling berpengaruh di dunia, pilihan bahasa New York Times memiliki bobot yang signifikan karena istilah "genosida" memiliki implikasi moral, hukum, dan historis yang mendalam, yang secara langsung mengacu pada kewajiban hukum internasional seperti Konvensi Genosida.

New York Times sebelumnya menghindari terminologi ini dalam merujuk ke krisis Gaza. Memo internal mereka telah menginstruksikan staf untuk menghindari kata-kata seperti "genosida" atau "pembersihan etnis", yang mencerminkan kehati-hatian editorial yang telah lama berlaku.

Melanggar preseden tersebut, jika artikel opini tersebut mengisyaratkannya, dapat dilihat sebagai upaya New York Times untuk berpihak pada badan-badan PBB, organisasi hak asasi manusia, dan akademisi yang telah menggunakan istilah tersebut.

Dari Penyangkalan Menjadi Pengakuan

Hingga akhir 2023, media-media besar di Inggris seperti BBC, The Guardian, dan ITV sebagian besar menghindari istilah "genosida", bahkan setelah puluhan pakar PBB memperingatkan adanya niat genosida sejak Oktober. Pada bulan November, 41 pakar PBB menggambarkan Gaza sedang menghadapi "genosida yang sedang terjadi".

Namun, banyak media Inggris mengabaikan atau meremehkan peringatan tersebut.Sebuah studi oleh Centre for Media Monitoring menemukan bahwa BBC World hanya menggunakan kata "genosida" dua kali di media sosial antara Oktober dan Desember 2023, dan menyela tamu lebih dari 100 kali karena menggunakan istilah tersebut. Retorika genosida yang dilontarkan pejabat Israel sendiri sebagian besar tidak terbantahkan.

Namun, pada awal 2024, putusan pengadilan internasional dan semakin banyaknya kesaksian ahli mulai memaksa perubahan dalam liputan berita.

Media berita Kanada, CBC, dikecam karena pedoman editorialnya yang melarang kata "genosida" selama wawancara dengan warga Palestina, sementara media lain—termasuk Time, The New Yorker, dan Al Jazeera—mulai menerbitkan artikel mendalam yang menyelidiki apakah penghancuran tersebut memenuhi ambang batas hukum.

Antara Oktober hingga Desember saja, Al Jazeera menerbitkan lebih dari 40 laporan yang secara eksplisit merujuk pada genosida.

Serupa dengan itu, The New Arab (TNA) telah menggunakan istilah "genosida" untuk menggambarkan perang Israel di Gaza sejak 2024. TNA menerbitkan beberapa artikel yang secara eksplisit membingkai peristiwa sejak Oktober 2023 sebagai genosida.Menurut laporan media Israel; Haaretz, lebih dari 174.000 bangunan, sekitar 70 persen infrastruktur Gaza, telah hancur atau rusak.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 58.000 orang tewas, termasuk setidaknya 17.000 anak-anak. 10.000 lainnya masih hilang di bawah reruntuhan. Sekitar 2.000 keluarga telah musnah seluruhnya.

Jalur Gaza kini memiliki jumlah anak yang diamputasi per kapita tertinggi di dunia, sementara malnutrisi yang meluas dan trauma psikologis mengancam seluruh generasi.

Baik Mahkamah Internasional (ICJ) maupun Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan putusan penting tentang tindakan Israel, dengan menyebutkan pendudukan ilegalnya, apartheid, dan risiko genosida yang "masuk akal".

Topik Menarik