Mesin Penjualan Gila Xiaomi: Tiap 2 Menit, 1 Mobil Terkirim ke Pembeli
Saat raksasa teknologi Xiaomi pertama kali mengumumkan akan terjun ke industri otomotif pada 2021, banyak yang mencibir. Mereka dianggap sebagai anak bawang yang nekat masuk ke kandang singa yang sudah dipenuhi oleh para pemain raksasa. Namun kini, cemoohan itu telah berubah menjadi decak kagum yang diiringi rasa ngeri bagi para pesaingnya.
Hanya dalam waktu 15 bulan sejak pengiriman perdana, Xiaomi Auto telah berubah menjadi sebuah mesin penjualan yang tak terhentikan. Mereka mengumumkan telah mengirimkan 300.000 unit mobil listrik ke tangan konsumen, sebuah pencapaian fenomenal yang membuktikan bahwa keraguan pasar telah salah besar.
Angka-Angka yang Membungkam Para Peragu
Data yang dirilis oleh Xiaomi pada 10 Juli lalu bukanlah sekadar angka; ini adalah sebuah pernyataan perang. Mari kita bedah "kegilaan" ini:Sejak pengiriman perdana pada 3 April 2024, Xiaomi secara konsisten mengirimkan rata-rata 647 mobil per hari.Pada 2025, mesin ini berakselerasi lebih kencang. Hingga 10 Juli, mereka telah mendistribusikan 160.513 unit, dengan rata-rata 840 mobil per hari.
Jika dihitung lebih detail, itu berarti setiap dua menit, ada satu unit mobil Xiaomi baru yang diterima oleh pembelinya.
Di Balik Euforia: "Siksaan" Menanti Mobil Impian
Namun, di balik kesuksesan masif ini, tersembunyi sebuah "mimpi buruk logistik" bagi perusahaan dan "siksaan" penantian bagi para konsumen. Permintaan yang meledak jauh melampaui kapasitas produksi saat ini, menciptakan antrean yang sangat panjang.Xiaomi SU7 (Reguler): Jika Anda memesan sedan andalan mereka hari ini, bersiaplah untuk menunggu antara 33 hingga 42 minggu. Hampir satu tahun penantian.Xiaomi SU7 Ultra: Varian performa tinggi ini memiliki waktu tunggu yang sedikit lebih singkat, antara 6 hingga 18 minggu.
Xiaomi YU7 (SUV): Model SUV terbaru mereka menjadi yang paling parah. Waktu tunggu pengirimannya mencapai 40 hingga 60 minggu, atau lebih dari satu tahun.
Antrean panjang ini adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ini menunjukkan betapa didambakannya produk mereka. Di sisi lain, ini adalah sebuah risiko besar yang bisa membuat calon pembeli yang tidak sabar beralih ke merek lain.
Pertaruhan Berikutnya: Menaklukkan Target Sendiri
Xiaomi sadar betul akan masalah ini. Mereka telah menetapkan target penjualan yang sangat ambisius untuk tahun 2025, yaitu sebanyak 350.000 unit. Hingga pertengahan Juli, mereka baru menyelesaikan 45,7 dari target tersebut.Untuk mengejar target dan memangkas antrean, pembangunan pabrik fase kedua di Beijing kini menjadi prioritas utama. Ini adalah pertaruhan berikutnya: mampukah mereka meningkatkan volume produksi secepat permintaan yang terus meroket?
Pada akhirnya, kisah Xiaomi Auto adalah sebuah pelajaran tentang bagaimana inovasi, merek yang kuat, dan strategi yang tepat bisa menghancurkan status quo. Mereka datang sebagai kuda hitam dan kini berlari di barisanterdepan.

