Permintaan Melonjak, Bitcoin Jadi Aset Global Bernilai USD3,67 Triliun

Permintaan Melonjak, Bitcoin Jadi Aset Global Bernilai USD3,67 Triliun

Ekonomi | sindonews | Selasa, 15 Juli 2025 - 22:05
share

Bitcoin kembali mencetak rekor sejarah setelah menembus harga USD123.000 pada 14 Juli 2025. Lonjakan harga ini mendongkrak kapitalisasi pasar Bitcoin menjadi USD3,67 triliun, menjadikannya salah satu aset paling bernilai di dunia, menggeser Google dan menempati posisi keenam secara global.

Kenaikan tajam ini dipicu oleh lonjakan arus dana ke exchange-traded fund (ETF) Bitcoin, meningkatnya minat institusi keuangan besar, serta ekspektasi regulasi yang lebih pasti dari pemerintah Amerika Serikat terhadap pasar kripto. Farside Investors mencatat, ETF Bitcoin spot di AS membukukan arus masuk sebesar US$1,17 miliar dalam satu hari angka terbesar kedua sepanjang sejarah ETF kripto.

Produk milik BlackRock, iShares Bitcoin Trust (IBIT), menyumbang USD448 juta, sementara Wise Origin Bitcoin Fund milik Fidelity mencatat US$324 juta. Total dana kelolaan ETF Bitcoin spot kini melampaui US$50 miliar.

Vice President Indodax, Antony Kusuma, menjelaskan bahwa ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan menjadi pendorong utama lonjakan harga Bitcoin. "Saat ini, ETF bisa membeli Bitcoin senilai lebih dari satu miliar dolar per hari, sementara penambang hanya memproduksi puluhan juta dolar per hari. Ketika permintaan jauh melebihi pasokan, harga secara alami terdorong naik," kata Antony, Selasa (15/7).

Baca Juga:Siapa Satoshi Nakamoto? Pendiri Bitcoin yang Misterius, Kini Orang Terkaya ke-11 di DuniaMenurut dia, pasar kripto kini telah bertransformasi dari dominasi investor ritel menjadi arena institusi keuangan global. "Ini bukan lagi soal tren di kalangan investor kecil. Pemain besar seperti BlackRock dan Fidelity kini membawa dana triliunan rupiah ke pasar kripto," ujarnya.

Kehadiran ETF turut mempermudah akses investor institusional terhadap kripto. "Dengan ETF, mereka tidak perlu lagi menyimpan Bitcoin atau Ether secara langsung. Cukup membeli ETF seperti membeli saham. Ini menjadikan kripto sebagai bagian dari pasar keuangan arus utama," tambah Antony.

Baca Juga:Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp1,9 Miliar, Adopsi Lembaga Keuangan Meluas

Dia menilai, kehadiran regulasi yang semakin jelas juga memperkuat legitimasi pasar kripto. "Dulu kripto dianggap sektor liar, tapi sekarang justru diberi kerangka aturan yang kuat. Ini sinyal bahwa kripto semakin diakui dan bisa bertahan sebagai aset kelas utama," ujarnya.

Meski begitu, Antony mengingatkan agar investor tetap waspada dan menggunakan strategi yang bijak. "Harga tinggi bukan berarti saatnya euforia. Gunakan strategi seperti dollar-cost averaging agar risiko bisa ditekan. Pasar kripto tetap volatil meskipun prospeknya menjanjikan," pesannya.

Dengan kombinasi permintaan tinggi, regulasi yang progresif, serta meningkatnya keterlibatan institusi, rekor USD123.000 dipandang bukan sebagai puncak, melainkan awal dari babak baru dalam sejarah keuangan global berbasis aset digital.

Topik Menarik