Semangat Dedolarisasi Makin Kuat, Rusia Desak BRICS Tinggalkan Sistem Keuangan Barat

Semangat Dedolarisasi Makin Kuat, Rusia Desak BRICS Tinggalkan Sistem Keuangan Barat

Ekonomi | sindonews | Selasa, 15 Juli 2025 - 07:40
share

Rusia secara resmi memulai langkah besar dedolarisasi untuk mendukung aliansi BRICS melepaskan diri dari ketergantungan pada sistem keuangan Barat. Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov, menegaskan negaranya mampu menghentikan transaksi menggunakan dolar AS kapan saja.

Siluanov menyatakan, Rusia mendorong BRICS mempercepat upaya menjadikan dedolarisasi sebagai inti kebijakan ekonomi mereka. Ia menyebut dolar AS sebagai "mata uang pihak ketiga" yang sebaiknya dihindari dalam seluruh transaksi lintas negara.

"Kami mendorong anggota BRICS untuk menggunakan mata uang nasional masing-masing dalam perdagangan, seperti rubel, yuan, rupee, dan rand," ujarnya, seperti dilansir Russian Today, Selasa (15/7).

Baca Juga:BRICS Andalkan Transaksi Lokal Singkirkan Dolar AS, Tunda Pembentukan Mata Uang Bersama

Menurutnya, langkah ini menjadi alternatif untuk mengurangi dominasi sistem keuangan Barat. Selain itu, upaya dedolarisasi BRICS tidak akan melibatkan infrastruktur keuangan Barat atau penyelesaian pembayaran dalam mata uang negara-negara yang memberlakukan sanksi terhadap Rusia.Siluanov menambahkan, Bank Pembangunan Baru BRICS juga akan terlindungi dari potensi risiko. "Kami telah membuktikan sistem kami andal dan independen dari lembaga keuangan Barat, yang sewaktu-waktu bisa menghentikan pembayaran," tegasnya.

Ia juga mengungkapkan, Rusia berpeluang menghentikan perdagangan berbasis dolar AS sebagai bagian dari inisiatif dedolarisasi. Bahkan jika Amerika Serikat mencabut sanksinya, Pemerintah Rusia tidak akan kembali menjadikan dolar AS sebagai mata uang cadangan utama.

Rusia kini aktif menjalin perjanjian dagang baru dengan anggota BRICS dengan syarat mempercepat agenda dedolarisasi. China dan Iran diprediksi akan mendukung penuh kebijakan ini. Sementara, India, Afrika Selatan, dan Uni Emirat Arab diperkirakan masih bersikap hati-hati. Ketiga negara tersebut masih mengandalkan aset dalam dolar AS untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan Produk Domestik Bruto (PDB) mereka.

Baca Juga:Trump Ultimatum Rusia: Akhiri Perang Ukraina atau Dihajar Tarif 100!

Langkah Rusia ini semakin mempertegas upaya BRICS menciptakan sistem keuangan alternatif di luar kendali Barat. Dedolarisasi dinilai sebagai strategi jangka panjang untuk mengurangi kerentanan ekonomi terhadap tekanan politik dan sanksi AS.

Pemerintah Putin terus memperkuat kerja sama ekonomi dengan negara-negara BRICS dan sekutunya, termasuk melalui penggunaan mekanisme pembayaran berbasis mata uang lokal. Rusia dan BRICS melalui komitmen ini siap mengubah lanskap keuangan global, meski banyak tantangan dari negara-negara BRICS yang masih bergantung pada dolar AS.

Topik Menarik