Iran Tak Percaya dengan Gencatan Senjata Israel dan Siap Perang Lagi

Iran Tak Percaya dengan Gencatan Senjata Israel dan Siap Perang Lagi

Global | sindonews | Selasa, 15 Juli 2025 - 07:49
share

Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh mengatakan Teheran tidak mempercayai gencatan senjata yang sedang berlangsung dengan Israel. Menurutnya, negaranya telah menyiapkan berbagai skenario militer untuk mengantisipasi pecahnya perang lagi.

“Republik Islam tidak mempercayai gencatan senjata,” kata Nasirzadeh dalam panggilan telepon dengan Menteri Pertahanan Turki Yasar Guler pada hari Senin, yang dilansir IRNA, Selasa (15/7/2025).

“Oleh karena itu, kami telah mengantisipasi berbagai skenario untuk setiap petualangan baru," ujarnya.

Baca Juga: Terungkap, Jet Tempur F-15 Israel Ngadat di Atas Iran saat Perang Berkobar

“Kami tidak bermaksud memperluas perang dan ketidakamanan di kawasan ini, tetapi kami siap memberikan tanggapan yang tegas dan penuh penyesalan terhadap setiap tindakan agresi [Israel],” imbuh dia.Nasirzadeh juga mengkritik waktu serangan, dengan mengatakan, “Serangan terhadap Iran terjadi selama negosiasi. Kami telah membuktikan kepada dunia bahwa kami tidak menentang dialog dan negosiasi.”

Pada 13 Juni, Israel meluncurkan invasi kejutan berskala besar terhadap Iran, menyerang beberapa situs nuklir dan militer sebagai bagian dari fase awal dari apa yang kemudian menjadi perang 12 hari.

Ratusan warga sipil Iran tewas dalam serangan udara Israel. Serangan rudal Iran juga menewaskan 28 orang di Israel.

Menyusul serangan Israel, perundingan nuklir Iran-Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan pada 15 Juni di Muscat dibatalkan.

AS bergabung dalam aksi ofensif pada 22 Juni dengan serangannya sendiri—dijuluki Operasi Midnight Hammer—yang melibatkan pesawat pengebom B-2 dan rudal jelajah Tomahawk yang menargetkan situs nuklir Natanz, Fordow, dan Isfahan.

Perang mereda dengan kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Presiden AS Donald Trump. Gencatan senjata tersebut mulai berlaku pada 24 Juni. Meskipun gencatan senjata mengakhiri perang udara Iran-Israel, kelangsungan jangka panjang dari gencatan senjata tersebut masih diragukan.Bulan lalu, harian reformis Iran, Shargh, menggambarkan gencatan senjata tersebut rapuh secara hukum dan tidak dapat diprediksi.

"Gencatan senjata ini tidak didasarkan pada standar hukum internasional, peraturan, atau aturan organisasi dan lembaga global resmi," tulis surat kabar tersebut.

"Faktanya, ini adalah gencatan senjata sementara dan ambigu, dan tidak ada kepastian yang pasti tentang keberlangsungannya."

Pekan lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Israel telah menghentikan program nuklir Iran tetapi menyiratkan bahwa negara Yahudi itu belum mengakhiri konfrontasinya dengan Republik Islam tersebut.

Topik Menarik