CEO JPMorgan Tegaskan Eropa Kalah dengan China dan AS

CEO JPMorgan Tegaskan Eropa Kalah dengan China dan AS

Global | sindonews | Sabtu, 12 Juli 2025 - 14:15
share

Eropa Barat "kalah" dalam persaingan ekonomi dengan rival utamanya, China dan Amerika Serikat (AS), dan sedang berjuang dengan kekurangan perusahaan yang kompetitif secara global. Pernyataan itu diungkap CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon.

Sejak 2022, ketika Uni Eropa (UE) memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap energi Rusia terkait konflik Ukraina, pertumbuhan di seluruh blok tersebut stagnan.

Jerman, yang dulunya merupakan pusat kekuatan ekonominya, kini mengalami tahun ketiga kemerosotan ekonomi.

Moskow berpendapat pembatasan Uni Eropa merugikan diri sendiri, menyebabkan lonjakan harga energi dan melemahkan ekonomi blok tersebut.

Dimon, CEO salah satu bank terbesar di dunia, memperingatkan para pemimpin Uni Eropa dalam acara di Dublin yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri Irlandia pada hari Kamis bahwa Eropa telah kehilangan daya saingnya dibandingkan dengan AS dan menghadapi krisis daya saing ekonomi yang semakin besar."Anda kalah," ujar dia. "Eropa telah beralih dari 90 PDB AS menjadi 65 dalam 10 atau 15 tahun."

"Kita punya pasar yang sangat besar dan kuat, dan perusahaan-perusahaan kita besar dan sukses, memiliki skala yang sangat besar dan mendunia. Kita memang punya itu, tetapi jumlahnya semakin sedikit," papar dia.

Pimpinan JP Morgan ini telah berulang kali menyatakan kekhawatirannya tentang kondisi ekonomi Eropa.

Awal tahun ini, Dimon mengatakan kepada Financial Times bahwa Eropa perlu "berbuat lebih banyak" agar tetap kompetitif, dengan mencatat PDB per kapita telah turun dari sekitar 70 PDB Amerika menjadi 50, yang menurutnya "tidak berkelanjutan."

Peringatan Dimon muncul ketika anggota NATO Eropa mengatakan mereka perlu meningkatkan anggaran militer mereka untuk mencegah dugaan ancaman dari Rusia.Negara-negara NATO baru-baru ini berjanji meningkatkan anggaran pertahanan menjadi 5 dari PDB selama dekade berikutnya, lebih dari dua kali lipat target jangka panjang sebesar 2.

Moskow membantah telah menimbulkan bahaya bagi negara-negara ini, menuduh para pejabat Barat mengeksploitasi rasa takut untuk merasionalisasi kenaikan anggaran dan menutupi penurunan standar hidup.

Baca juga: Media Israel Kritik Militer setelah Video Hamas Ungkap Upaya Penculikan Tentara Zionis

Topik Menarik