MHU Dorong Kemandirian Ekonomi Masyarakat Adat lewat Hilirisasi Kakao

MHU Dorong Kemandirian Ekonomi Masyarakat Adat lewat Hilirisasi Kakao

Ekonomi | sindonews | Jum'at, 11 Juli 2025 - 22:42
share

PT Multi Harapan Utama (MHU), anak usaha dari MMS Group Indonesia (MMSGI), mendorong kemandirian ekonomi masyarakat adat Dayak Kenyah di Desa Lung Anai, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, melalui program hilirisasi kakao yang mengandalkan komoditas lokal. Program bertajuk Rumah Cokelat Lung Anai ini berhasil meningkatkan pendapatan petani hingga lima kali lipat, serta membuka peluang usaha baru di wilayah adat tersebut.

Atas keberhasilan tersebut, MHU diganjar penghargaan Silver untuk kategori Economic Empowerment pada ajang Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2025 yang digelar di Yogyakarta, Kamis (10/7). Penghargaan ini menegaskan keberhasilan program dalam menciptakan dampak nyata terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat.

CEO MMSGI Sendy Greti menyatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus menghadirkan solusi yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. "Keberhasilan program CSR kami adalah hasil kolaborasi antara perusahaan, masyarakat, pemerintah, dan institusi pendidikan, yang bersama-sama mendorong transformasi ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan," kata Sendy dalam pernyataannya, Jumat (11/7).

Baca Juga:Terapkan Prinsip Keberlanjutan, MHU Kembali Raih Proper Hijau

Desa Lung Anai yang 92 persen penduduknya merupakan masyarakat adat Dayak Kenyah, sebelumnya hanya menjual biji kakao basah dengan harga Rp25.000–Rp30.000 per kilogram. Melalui pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) dan Sustainable Livelihood Approach (SLA), MHU membangun Rumah Cokelat sebagai pusat hilirisasi, lengkap dengan rumah pengering, mesin bersertifikat halal dan BPOM, serta ruang edukasi bagi masyarakat.Program ini berhasil meningkatkan nilai jual kakao kering fermentasi hingga Rp120.000–Rp150.000 per kilogram. Selain itu, sebanyak 12 perempuan lokal kini aktif terlibat dalam proses produksi cokelat, mencerminkan pergeseran positif dalam peran gender serta peningkatan kesejahteraan keluarga.

Division Head Mining Support and Compliance MHU Wiwin Suhartanto menekankan bahwa pemanfaatan lahan secara produktif dapat berjalan beriringan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan dan pendapatan warga, tapi juga berkontribusi menjaga keseimbangan lingkungan dan kearifan lokal,” ujar Wiwin.

Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci sukses program ini. MHU melibatkan Kelompok Tani Lalut Isau, BUMDes Lung Anai, Dinas Perkebunan Kutai Kartanegara, Yayasan Peduli Desa Nusantara Madani, serta Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara dalam pelatihan dan pendampingan masyarakat.

Rumah Cokelat Lung Anai juga memperkuat enam agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs), antara lain pengentasan kelaparan, kesetaraan gender, pertumbuhan ekonomi, inovasi industri, kota berkelanjutan, dan konsumsi-produksi bertanggung jawab.

Baca Juga:MHU dan TNI Sinergi Dorong Keberlanjutan Lahan PascatambangTak hanya mendongkrak pendapatan warga, program ini juga meningkatkan citra sosial MHU. Persepsi positif masyarakat terhadap perusahaan meningkat drastis, dari semula 37 persen menjadi 100 persen. Hal ini memperkuat social license to operate MHU di wilayah operasionalnya.

Ke depan, Rumah Cokelat Lung Anai dirancang untuk menjadi unit usaha mandiri yang dikelola BUMDes, dengan strategi pengembangan meliputi diversifikasi produk, digitalisasi pemasaran, peningkatan kapasitas SDM, dan penguatan jejaring distribusi. Inisiatif MHU ini menunjukkan bahwa pemanfaatan komoditas lokal bukan hanya soal bisnis, tapi juga alat strategis untuk mentransformasi kehidupan masyarakat adat secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Topik Menarik