Sentil Rusia, Trump: AS Akan Pasok Senjata ke Ukraina via NATO!
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada Kamis bahwa Washington akan memasok senjata ke Ukraina melalui NATO. Dia juga menyentil Moskow dengan menyatakan dirinya akan membuat "pernyataan penting" tentang Rusia pada Senin depan.
Dalam beberapa hari terakhir, Trump telah menyatakan rasa frustrasinya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin atas kurangnya kemajuan dalam mengakhiri perang yang dipicu oleh invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
"Saya rasa saya akan menyampaikan pernyataan penting tentang Rusia pada hari Senin," kata Trump kepada NBC News, menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.
Baca Juga: Trump Ancam Mengebom Habis-habisan Moskow, Ini Respons Kremlin
Trump juga memberi tahu NBC News tentang apa yang disebutnya sebagai kesepakatan baru antara AS, sekutu NATO, dan Ukraina mengenai pengiriman senjata dari Amerika Serikat.
"Kami mengirim senjata ke NATO, dan NATO menanggung 100 biaya senjata tersebut. Jadi, yang kami lakukan adalah senjata yang dikirim akan diberikan kepada NATO, dan kemudian NATO akan memberikan senjata tersebut (ke Ukraina), dan NATO yang menanggung biayanya," kata Trump, yang dilansir Reuters, Jumat (11/7/2025)."Kami mengirim senjata ke NATO, dan NATO akan mengganti seluruh biaya senjata tersebut," imbuh dia.
Untuk pertama kalinya sejak kembali menjabat, Trump akan mengirim senjata ke Kyiv di bawah wewenang presidensial yang sering digunakan oleh pendahulunya, kata dua sumber yang mengetahui keputusan tersebut pada hari Kamis.
Tim Trump akan mengidentifikasi senjata dari stok AS untuk dikirim ke Ukraina di bawah Otoritas Penarikan Presiden, yang memungkinkan presiden untuk menarik dari stok senjata untuk membantu sekutu dalam keadaan darurat, imbuh dua sumber tersebut, dengan salah satunya mengatakan senjata tersebut bisa bernilai sekitar USD300 juta.
Trump pada hari Selasa mengatakan AS akan mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina untuk membantu negara itu mempertahankan diri dari meningkatnya serangan Rusia.
Bertemu Trump, Putra Mahkota Arab Saudi Ungkap Keinginan Bergabung dengan Perjanjian Abraham
Paket tersebut dapat mencakup rudal Patriot defensif dan roket jarak menengah ofensif, tetapi keputusan tentang peralatan yang tepat belum dibuat, imbuh dua sumber tersebut. Salah satu sumber mengatakan hal ini akan terjadi pada pertemuan pada hari Kamis.
Pemerintahan Trump sejauh ini hanya mengirim senjata yang disahkan oleh mantan Presiden Joe Biden, yang merupakan pendukung setia Kyiv. Pentagon dan Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Trump telah berjanji untuk segera mengakhiri perang Rusia-Ukraina, tetapi setelah berbulan-bulan menjabat, hanya sedikit kemajuan yang dicapai.
Presiden dari Partai Republik itu terkadang mengkritik pengeluaran AS untuk pertahanan Ukraina, memuji Rusia, dan secara terbuka berselisih dengan pemimpin Ukraina.
Namun, terkadang dia juga menyuarakan dukungannya untuk Kyiv dan menyatakan kekecewaannya terhadap kepemimpinan Rusia.
Sementara itu, Rusia melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Ukraina pada hari Kamis menjelang konferensi di Roma di mana Kyiv memenangkan janji bantuan miliaran dolar, dan perundingan AS-Rusia di mana Washington menyuarakan rasa frustrasinya terhadap Moskow atas perang tersebut.
Dua orang tewas, 26 orang luka-luka, menurut data dari layanan darurat nasional Ukraina, dan terjadi kerusakan di hampir seluruh wilayah Kyiv akibat serangan rudal dan pesawat nirawak di ibu kota dan wilayah lain di Ukraina.Berpidato di konferensi Roma tentang rekonstruksi Ukraina setelah lebih dari tiga tahun perang, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Sekutu untuk lebih aktif menggunakan aset Rusia guna mendanai kembali pembangunan Ukraina dan menyerukan bantuan persenjataan, produksi pertahanan bersama, dan investasi.
Para peserta konferensi menjanjikan lebih dari 10 miliar euro (USD12 miliar) untuk membantu membangun kembali Ukraina, kata Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.
Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, mengumumkan dukungan sebesar 2,3 miliar euro (USD2,7 miliar).
Dalam pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov saat berada di Malaysia, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan dia telah menegaskan kembali pesan bahwa Moskow harus menunjukkan lebih banyak fleksibilitas.
"Kita perlu melihat peta jalan yang bergerak maju tentang bagaimana konflik ini dapat berakhir," kata Rubio, seraya menambahkan bahwa pemerintahan Trump telah berdiskusi dengan Senat AS tentang seperti apa sanksi baru terhadap Rusia nantinya.
“Itu adalah percakapan yang jujur. Itu adalah hal yang penting," kata Rubio setelah pembicaraan 50 menit di Kuala Lumpur. Kementerian Luar Negeri Moskow mengatakan mereka telah berbagi "pertukaran pandangan yang substantif dan jujur".
Di sisi lain, Zelensky mengatakan serangan Rusia pada hari Kamis melibatkan sekitar 400 pesawat nirawak dan 18 rudal, yang terutama menargetkan ibu kota.
Ledakan dan tembakan antipesawat mengguncang kota. Jendela-jendela pecah, fasad bangunan hancur, dan mobil-mobil terbakar hingga hancur berkeping-keping. Di pusat kota, sebuah apartemen di gedung delapan lantai dilalap api.
"Ini teror karena terjadi setiap malam ketika orang-orang sedang tidur," kata Karyna Volf, seorang warga Kyiv berusia 25 tahun yang bergegas keluar dari apartemennya beberapa saat sebelum apartemennya dihujani pecahan kaca.
Pertahanan udara Ukraina menghentikan semua kecuali beberapa lusin pesawat nirawak, kata pihak berwenang, sehari setelah Rusia meluncurkan rekor serangan 728 pesawat nirawak.
