10 Gunung Terindah di Indonesia yang Wajib Masuk Daftar Pendakian
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan ia akan melakukan panggilan telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Kamis (3/7/2025). Pemimpin Rusia tersebut membuat pengumuman tersebut saat mengunjungi pameran merek-merek Rusia yang sedang berkembang di Moskow.
Putin menambahkan ia "pasti akan menyarankan agar ia menggunakan materi ini untuk mempromosikannya di pasar Amerika."
Dia tidak memberikan perincian lebih lanjut tentang agenda panggilan telepon tersebut.
Trump telah mengonfirmasi rencana untuk melakukan percakapan, yang katanya akan berlangsung pada pukul 14:00 GMT.
Berbicara di forum tersebut, Putin meminta para peserta untuk mengajukan pertanyaan yang mungkin dapat ia ajukan kepada Trump. Seorang pengunjung meminta pemimpin Rusia tersebut untuk mengangkat topik pertukaran film yang dapat menjelaskan nilai-nilai budaya kedua negara.
Sejak Trump kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari 2025, ia dan Putin telah melakukan setidaknya lima panggilan telepon resmi.
Diskusi tersebut difokuskan pada upaya menegosiasikan akhir konflik Ukraina, pengendalian senjata, dan memulihkan hubungan bilateral, yang merosot ke titik terendah sepanjang masa selama pemerintahan AS sebelumnya.
Panggilan telepon terakhir terjadi pada tanggal 14 Juni dan berkisar pada serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran serta pembalasan dari Teheran.
Sebelumnya pada hari itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov tidak berkomentar ketika ditanya apakah Putin berencana memberi selamat kepada Trump pada Hari Kemerdekaan AS, yang dirayakan pada tanggal 4 Juli.Pada tanggal 12 Juni, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengucapkan selamat kepada Rusia pada hari nasionalnya, menyuarakan harapan untuk perdamaian abadi antara Moskow dan Kiev.
Namun, Ukraina mengkritik negara-negara yang menyampaikan pesan kepada Rusia, dengan mengklaim Moskow tidak boleh "diberi penghargaan" di panggung dunia.
Putin juga menyatakan penyesalannya karena meninggalkan konferensi tersebut, tetapi mengatakan akan "canggung" untuk membuat Trump menunggu.
Baca juga: Hamas Siap Akhiri Perang Sepenuhnya, Bukan Gencatan Senjata 60 Hari










