Agam Rinjani Ungkap Kondisi Tragis Jenazah Juliana Marins: Kepala Retak, Kaki Patah

Agam Rinjani Ungkap Kondisi Tragis Jenazah Juliana Marins: Kepala Retak, Kaki Patah

Berita Utama | sindonews | Kamis, 3 Juli 2025 - 08:20
share

Relawan Agam Rinjani mengungkap kondisi tragis jenazah Juliana Marins yang ditemukan setelah jatuh 590 meter di Gunung Rinjani, Lombok. Kepala retak, kaki patah, dan luka serius ditemukan di tubuh korban.

Menurut keterangan Agam Rinjani, Juliana Marins ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di Gunung Rinjani. Ia mengatakan bahwa Juliana sempat terjatuh sebanyak dua kali sebelum akhirnya ditemukan.

"Sudah jadi jenazah. Sebelumnya jatuh lagi, total 590 meter," kata Agam dikutip dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Kamis (3/7/2025).

Agam melihat langsung bagaimana parahnya luka yang dialami pendaki asal Brasil itu. Ia pun menggambarkan kondisi fisik Juliana yang sangat memprihatinkan.

Baca Juga:Evakuasi WN Brasil Juliana Marins, Agam Rinjani Dkk Dapat Penghargaan dari Pemerintah

 

Foto/Instagram Juliana Marins

"Saya lihat si korban di sini (kepala) retak, tangannya patah, kaki, pinggul patah-patah. Terus darah semua di bawah," jelasnya.

Setelah menemukan jasad perempuan 26 tahun itu, Agam melanjutkan penelusuran untuk mengetahui titik awal korban terjatuh. Ia mencoba mengikuti jejak yang ditinggalkan di sepanjang jalur terjal tersebut.

Dari situ, ia mulai menemukan petunjuk-petunjuk penting yang mengarah pada lokasi awal insiden. Beberapa barang pribadi Juliana terlihat tercecer, memperkuat dugaan bahwa korban jatuh dari ketinggian cukup ekstrem.

"Saya ikuti (menelusuri jatuhnya Juliana). Oh sepatunya ada di sana, berarti dari sana (jatuhnya). Aku lihat ada kalungnya juga. Terus ada bekas darah berceceran di batu-batu besar," ujarnya.Baca Juga:Dokter Pastikan Juliana Marins Meninggal Bukan karena Kelaparan

Selain menemukan luka fisik yang parah, Agam juga mengisahkan proses pencarian yang penuh tantangan. Tim SAR sempat menggunakan bantuan drone untuk melacak keberadaan Juliana.

Dari pantauan udara, sosok korban terlihat berada di sebuah curukan sempit. Namun saat tim SAR tiba di lokasi yang dimaksud, Juliana sudah tidak ada di sana.

"Dia jatuh masuk ke curukan gini. Itu yang kelihatan dari drone yang masih hidup. Teman-teman SAR turun, ternyata nggak ada di lokasi," ungkapnya.

Setelah menelusuri jejak yang ditemukan di lokasi, Agam menduga kuat bahwa insiden tragis itu terjadi saat korban berusaha mencari jalur aman. Medan yang terjal dan licin membuat risiko terpeleset sangat tinggi.Baca Juga:Penyebab Juliana Marins Meninggal Akibat Benturan Benda Tumpul

Ditambah lagi, kondisi kabut dan minimnya panduan arah kemungkinan membuat Juliana kehilangan orientasi. Agam pun menyampaikan kemungkinan penyebab jatuhnya korban.

"Kemungkinan terperosok saat mau cari jalan," ucapnya.

Sebelum ditemukan tak bernyawa, Juliana sempat menunjukkan tanda-tanda masih hidup. Agam menuturkan bahwa suara Juliana sempat terdengar dari kejauhan.

Ia dan tim sempat mencoba berkomunikasi dengan memanggil nama perempuan tersebut dari atas tebing. Meski samar, suara balasan terdengar dari kedalaman sekitar 400 meter.

"Awalnya masih saling jawab, masih teriak. Saat itu di posisi 400 meter. Masih kedengaran tapi samar-samar," tandasnya.