Pesawat Pelita Air Alami Kerusakan pada Bagian Ekor saat Mendarat di Pekanbaru

Pesawat Pelita Air Alami Kerusakan pada Bagian Ekor saat Mendarat di Pekanbaru

Nasional | sindonews | Minggu, 29 Juni 2025 - 13:13
share

Insiden penerbangan menimpa Pelita Air IP324 saat melakukan pendaratan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) IIPekanbaru, Riau. Pesawat mengalami kerusakan pada bagian ekor.

Akibat insiden ini, pesawat dinyatakan tidak layak terbang. Pihak maskapai akhrnya mengganti dengan pesawat lain untuk mengangkut penumpang yang sudah menunggu di Pekanbaru.

Baca juga: Trump Force One Mendarat Darurat karena Masalah Mesin

"Akhirnya penumpang terbang pada pukul 01.35 hari ini dari Pekanbaru menuju Jakarta dengan jumlah penumpang 162 orang yang terdiri dari 148 orang dewasa, 10 anak-anak, dan 4 bayi," kata General Manager Angkasa Pura II Bandara SSK Pekanbaru Radityo Ari Purwoko, Minggu (29/6/2025).

Dia menjelaskan pada Sabtu, 28 Juni 2025 terjadi delay pesawat Pelita Air IP325 dari Pekanbaru yang akan berangkat menuju Jakarta karena pesawat sebelumnya yang akan digunakan yaitu IP324 dari Jakarta mengalami kerusakan pada bagian ekor ketika mendarat di PekanbaruIni disebabkan fenomena alam. Angin samping berkecepatan 20 knot dari batas maksimum seharusnya 10 knot yang tidak terdeteksi datang tiba-tiba.

Kemudian dilakukan pemeriksaan kondisi pesawat. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh teknisi, pesawat dinyatakan tidak layak terbang. "Pesawat IP324 sedianya digunakan untuk penerbangan menuju Jakarta dari Pekanbaru dengan kode IP325 dan dijadwalkan berangkat pukul 18.15 WIB. Penumpang sebelumnya ditawarkan untuk diinapkan di hotel, namun penumpang tetap meminta untuk tetap diterbangkan. Terjadilah proses negosiasi antara penumpang dengan maskapai dalam suasana kondusif. Penumpang meminta pesawat pengganti walaupun harus menunggu sampai jam 12 malam. Suasana dalam kondisi kondusif dan tidak ada penumpang yang marah, bahkan mengamuk," ungkapnya.

Akhirnya Pelita Air mendatangkan pesawat pengganti dari Jakarta dengan konsekuensi penumpang menunggu pesawat datang dan juga kru pesawat yang harus disiapkan. Dengan demikian terjadilah long delay.

Para penumpang akhirnya menunggu dengan sabar kedatangan pesawat pengganti. Penumpang mendapatkan hak-haknya secara bertahap yaitu snack, makanan berat, dan voucher senilai Rp300 ribu untuk diuangkan di Jakarta.

"Seluruh kejadian dan penanganannya berjalan kondusif dan tidak ada keributan ataupun penumpang emosi, bahkan mengamuk,” kata Radityo.

Topik Menarik