Dorong Energi Hijau, Pertamina NRE Akuisisi 20 Saham Perusahaan EBT Filipina
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menggandeng perusahaan energi terbarukan asal Filipina, Citicore Renewable Energy Corporation (CREC), melalui penandatanganan share subscription agreement senilai USD120 juta atau sekitar Rp1,9 triliun. Kesepakatan tersebut menjadikan Pertamina NRE sebagai pemegang 20 saham CREC.
Penandatanganan perjanjian berlangsung pada Kamis (19/6), dilakukan oleh CEO Pertamina NRE John Anis dan CEO CREC Oliver Tan, disaksikan PTH Direktur Utama Pertamina Salyadi Saputra. Kolaborasi ini disebut sebagai tonggak penting dalam mempererat hubungan strategis antara Indonesia dan Filipina di sektor energi bersih.
"Kerja sama ini bukan hanya memperkuat portofolio energi hijau Pertamina NRE, tetapi juga memperluas peluang transfer teknologi dan pengetahuan, sekaligus membuka jalur investasi lintas negara sesuai dengan Asta Cita pemerintah," ujar John Anis dalam pernyataannya, Sabtu (28/6).
Baca Juga:Danantara Bakal Sulap Lahan BUMN Tak Produktif Jadi Perumahan
Sementara, Chairman CREC Edgar Saavedra mengatakan, kolaborasi dengan Pertamina NRE sebagai langkah strategis dalam mempercepat transisi menuju penggunaan energi terbarukan sepenuhnya di Filipina. "Bersama Pertamina NRE, kami ingin menciptakan solusi energi bersih yang responsif dan kolaboratif, baik untuk Filipina maupun Indonesia," ujarnya.Selain share subscription agreement, kedua perusahaan juga menandatangani framework agreement untuk pengembangan proyek energi terbarukan di Indonesia dan kerja sama dalam perdagangan kredit karbon dari proyek-proyek tersebut.
Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menyambut positif kolaborasi ini. Menurutnya, kesepakatan tersebut dapat menjadi model kerja sama strategis antarnegara ASEAN di sektor energi terbarukan. "Kemitraan ini bersifat resiprokal dan akan membuka jalan bagi investasi baru di Indonesia," ujarnya.
Kerja sama ini diharapkan membawa sejumlah manfaat strategis bagi Indonesia, termasuk peningkatan pengembangan sumber daya manusia, percepatan pembangunan pabrik panel surya, hingga dukungan terhadap target bauran energi terbarukan sebesar 60 persen pada 2034 sebagaimana tercantum dalam RUPTL.
Selain itu, kolaborasi ini diproyeksikan mendorong peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), meningkatkan daya saing industri energi bersih nasional, serta memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin transisi energi di Asia Tenggara.
Saat ini, Citicore mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas terpasang sebesar 287 megawatt (MW), dan menargetkan peningkatan kapasitas hingga 5 gigawatt (GW) dalam lima tahun ke depan, dengan 1 GW ditargetkan rampung tahun ini. Selain itu, portofolio energi angin (PLTB) CREC mencapai total 803 MW, di mana 543 MW di antaranya masih dalam tahap pengembangan.Baca Juga:Danantara Suntik Modal Rp6,6 Triliun ke Garuda Indonesia
Deputi Menteri Energi Filipina, Mylene Capongcol, menyatakan, kemitraan ini merupakan bukti komitmen Filipina terhadap penguatan kerja sama energi berkelanjutan di tingkat kawasan. “Kami mendukung penuh langkah ini sebagai bagian dari kerja sama regional yang inklusif dan strategis,” katanya.
Waskita (WSKT) Rampungkan Transaksi Divestasi Saham Tol Cimanggis-Cibitung Senilai Rp3,28 Triliun
Kolaborasi ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman bilateral di bidang energi yang telah ditandatangani oleh Indonesia dan Filipina pada Januari 2024. Dengan sinergi ini, kedua negara berharap mampu mempercepat transisi energi sekaligus memperkuat ketahanan energi kawasan.









