SUV Pertama Xiaomi Dipesan 300.000 Unit dalam Satu Jam, CEO Sebut Mukjizat!

SUV Pertama Xiaomi Dipesan 300.000 Unit dalam Satu Jam, CEO Sebut Mukjizat!

Otomotif | sindonews | Sabtu, 28 Juni 2025 - 09:11
share

Dunia otomotif kembali diguncang oleh fenomena nyaris tak masuk akal dari China. Xiaomi, raksasa teknologi yang lebih dikenal dengan ponsel pintarnya, baru saja melepaskan "monster" keduanya ke pasar otomotif—sebuah SUV bernama YU7—dan respons pasar yang terjadi bisa digambarkan sebagai sebuah tsunami.

Hanya dalam satu jam setelah peluncuran pada Kamis malam, perusahaan menerima hampir 300.000 pre-order. Angka ini begitu luar biasa sehingga sang pendiri dan CEO, Lei Jun, yang biasanya tenang, tampak sangat terkejut.

Dalam sebuah video yang beredar setelah peluncuran, Lei Jun nyaris tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Ya Tuhan, hanya dalam dua menit, kami menerima 196.000 pre-order berbayar dan 128.000 pesanan yang terkunci," ungkapnya.

"Kita mungkin sedang menyaksikan sebuah keajaiban di industri otomotif China," lanjutnya dengan nada tak percaya.Angka resmi yang dirilis kemudian menyebutkan total 289.000 pre-order untuk SUV lima penumpang tersebut dalam satu jam pertama penjualan. Keajaiban ini sontak menjalar ke lantai bursa, di mana saham Xiaomi di Hong Kong melonjak 8 ke rekor tertinggi.

Harga Agresif dan Bayang-Bayang Tragedi

Dengan harga mulai dari 253.500 yuan (sekitar Rp570 jutaan), YU7 diposisikan secara agresif untuk merebut pasar SUV yang sangat kompetitif. Ini adalah langkah kedua Xiaomi setelah sebelumnya sukses menggebrak pasar dengan sedan listrik SU7 tahun lalu.Namun, di balik euforia dan angka-angka fantastis ini, ada sebuah bayang-bayang kelam dari masa lalu yang tak bisa diabaikan. Kesuksesan peluncuran SUV YU7 ini terjadi hanya beberapa bulan setelah tragedi fatal yang menimpa model pendahulunya. Pada bulan Maret, sebuah Xiaomi SU7 yang sedang dalam mode assisted driving (mengemudi dengan bantuan sistem) mengalami kecelakaan hebat yang menewaskan tiga orang mahasiswa.

Insiden tersebut menimbulkan pertanyaan kritis tentang keamanan dan keandalan teknologi kemudi cerdas yang menjadi andalan Xiaomi. Kini, saat mereka merayakan kesuksesan YU7, beban pembuktian bahwa teknologi mereka aman menjadi jauh lebih berat.

Peluncuran ini juga sejalan dengan ambisi besar pemerintah China, seperti yang diungkapkan oleh Perdana Menteri Li Qiang, untuk menjadikan negaranya sebagai "kekuatan konsumsi utama", dengan mendorong permintaan untuk barang-barang bernilai tinggi seperti kendaraan listrik.

Pada akhirnya, kesuksesan luar biasa YU7 adalah pedang bermata dua bagi Xiaomi. Di satu sisi, ini adalah validasi pasar yang luar biasa. Di sisi lain, ini adalah sebuah pertaruhan raksasa yang menempatkan reputasi dan masa depan ambisi otomotif mereka di bawah sorotan tajam dunia. Mampukah "keajaiban" ini menghapus trauma dari tragedisebelumnya?