Drunken Master dan Once Upon a Time in China Direstorasi Menggunakan AI

Drunken Master dan Once Upon a Time in China Direstorasi Menggunakan AI

Teknologi | sindonews | Rabu, 25 Juni 2025 - 07:28
share

Sebelum era Astro, slot Sutera Theatre dan Pearl Screen menayangkan film-film klasik Hong Kong seperti Fong Sai Yuk dan Project A yang menjadi tontonan berulang.

BACA JUGA -Nirina Zubir Tolak Bintangi Film Komedi, Terima Tawaran Film Jatuh Cinta Seperti di Film Film

Pemerintah Tiongkok mendanai restorasi 100 film kung fu klasik menggunakan AI, termasuk karya Bruce Lee, Jackie Chan, dan Jet Li, serta proyek reanimasi selama dua tahun untuk film A Better Tomorrow oleh tim yang terdiri dari 30 orang.

Penggunaan AI dalam merestorasi film-film lama dapat menghasilkan kualitas yang tidak merata, seperti halnya beberapa film James Cameron yang ditingkatkan ke 4K tetapi tampak aneh dan tidak sesuai dengan warna aslinya.

Film-film klasik seperti Fong Sai Yuk, Project A, dan Aces Go Places akan diputar berkali-kali sehingga naskahnya dapat dihafal.Karena film-film Hong Kong memiliki nilai budaya dan seni yang tak ternilai, 100 film kung fu telah dipilih untuk direstorasi menggunakan kecerdasan buatan (AI) melalui proyek yang didanai oleh pemerintah Tiongkok.

Di antara film-film yang dipilih dalam Rencana Warisan Film Kung Fu adalah Fist Fury yang dibintangi Bruce Lee, Drunken Master yang dibintangi Jackie Chan dan Once Upon a Time in China yang dibintangi Jet Li.

Tidak diungkapkan bagaimana proses restorasi akan dilakukan dan perusahaan mana yang akan melakukannya.

Biasanya, film-film klasik Hong Kong direstorasi dengan cara memindai film fisik asli ke dalam komputer sebelum setiap frame film direstorasi satu per satu.

Inilah yang dilakukan Shaw Brothers sejak awal tahun 2000-an.Selain merestorasi 100 film klasik Tiongkok dan Hong Kong, proyek A Better Tomorrow: Cyber Frontier juga diumumkan untuk mengerjakan ulang film klasik Chow Yuen Fatt dan John Woo menjadi film animasi.Film animasi ini memakan waktu 2 tahun untuk diselesaikan dengan tim yang terdiri dari 30 orang menggunakan AI.

Penggunaan AI untuk memulihkan kualitas film lama yang tergores, mengalami perubahan warna, dan mungkin kehilangan bingkai telah menghasilkan hasil yang tidak merata.

Misalnya, beberapa film James Cameron baru-baru ini ditingkatkan ke 4K untuk cakram Blu-Ray, yang menghasilkan gambar dan warna yang tampak aneh dan tidak sinkron dengan aslinya.

Topik Menarik