Berhasil Buat Bom dan Roket, PT Dahana Optimistis Kemandirian Pertahanan Bisa Terwujud

Berhasil Buat Bom dan Roket, PT Dahana Optimistis Kemandirian Pertahanan Bisa Terwujud

Nasional | sindonews | Rabu, 25 Juni 2025 - 06:17
share

Upaya pemerintah mewujudkan kemandirian pertahanan semakin nyata. Hal itu terlihat dari semakin berkembangnya industri pertahanan (inhan) dalam negeri, salah satunya PT Dahana.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang bahan peledak ini sudah mampu memproduksi sejumlah alat pertahanan dan keamanan (Alpahankam) tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri tapi juga luar negeri.

Alpahankam tersebut di antaranya roket, drone kamikaze, rudal panggul Merapi, senjata untuk melawan tank, pengembangan propelan untuk rudal, hingga pembuatan bom untuk pesawat tempur Sukhoi buatan Rusia.

SindoNews bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) mendapat kesempatan mengunjungi PT Dahana. Berdiri di atas lahan seluas 500 hektare, PT Dahana berlokasi di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Di area tersebut perusahaan yang tergabung dalam Defen ID ini merancang, memproduksi, hingga melakukan uji mutu.

Baca juga: Hariff Defense dan Dahana Berkomitmen Ciptakan Ekosistem Industri Pertahanan yang MandiriDirektur Teknologi dan Pengembangan PT Dahana Yusep Nugraha Rubani mengatakan, saat ini PT Dahana sudah bisa membuat sejumlah produk pertahanan. Di antaranya bom untuk pesawat tempur Sukhoi TNI AU.

"Kita sudah bisa membuat bom untuk pesawat Sukhoi. Bahkan salah satu negara di Asia Tenggara yakni Vietnam sudah menggunakan bom yang dibuat PT Dahana. Kinerjanya tidak kalah dengan bom asli, untuk ketepatan bom tersebut," katanya, Selasa (24/6/2025).

Baca juga: Prabowo Bertemu Presiden Industri Pertahanan Turki, Bahas Penguatan Alutsista

Tidak hanya itu, pihaknya juga sudah berhasil memproduksi R-Han 122. Roket tersebut memiliki jangkauan sejauh 28 Kilometer. Saat ini, roket tersebut sedang dikembangkan Balitbang agar jangkauannya mencapai 84 Km hingga 100 Km. "Kita juga saat ini sudah membuat roket R-Han 450. Roket ini berdiameter 45 cm dengan panjang sekitar 6 meter," katanya. Untuk pembuatan drone kamikaze bernama Rajata, kata Yusep, saat ini masih dalam proses di Balitbang. Menurut Yusep, drone Rajata bentuknya tidak terlalu besar dan jangkauannya juga belum mencapai ribuan kilometer.

"Kita ingin drone kamikaze dan rudal panggul atau rudal merapi sampai ke tahap sertifikasi. Semoga 1 hingga 2 tahun ke depan bisa disertifikasi dan dimanfaatkam oleh TNI," ucapnya.

Yusep menambahkan, untuk pengembangan propelan sebagai komponen penting pembuatan rudal, saat ini pihaknya tengah menjajaki agar mendapat tambahan fasilitas berupa pembangunan pabrik spherical powder dan netoselulos plant.

Spherical Powder merupakan jenis propelan double base yang terdiri dari Nitrogliserin dan Nitroselulosa yang digunakan sebagai pendorong peluru atau munisi kaliber kecil."Kita ingin meningkatkan pembuatan propelan dalam negeri. Untuk pembangunan fasilitas spherical itu pembangunannya butuh waktu 2-3 tahun. Apabila pabrik itu sudah berdiri maka propelan untuk munisi kaliber kecil Indonesia pasti bisa mandiri," katanya.

Karo Humas Kemhan Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang mengatakan, kunjungan ini merupakan bentuk sinergi antara Kementerian Pertahanan (Kemhan) industri dalam negeri PT Dahana.

"Ini merupakan komitmen pemerintah khususnya Presiden Prabowo Subianto dan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dalam meningkatkan dan mewujudkan kemandirian industri pertahanan," tegasnya.

Topik Menarik