Melihat Koleksi Museum Betawi di Setu Babakan, Ada Roti Buaya hingga Katapel Raksasa
Museum Betawi di Kawasan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jalan RM Kahfi II, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, ramai dikunjungi warga pada momen HUT ke-498 Jakarta. Yang menarik perhatian, koleksi katapel raksasa hingga roti buaya.
Sabtu (21/6/2025) sore itu, atraksi ondel-ondel di depan Museum Betawi benar-benar menghibur warga yang berdatangan. Anak-anak pun ikut berjoged mengikuti alunan musik yang dimainkan pengiring ondel-ondel. Sementara, ada pula orang tua yang sibuk menyawer ondel-ondel tersebut. Semua larut dalam kegembiraan.
Setelah menyaksikan atraksi ondel-ondel, SindoNews memilih masuk Museum Betawi. Beberapa petugas dari Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi tampak berjaga di meja resepsionis. Pengunjung yang masuk diarahkan untuk mengisi barcode sebagai tanda registrasi sebelum melihat lebih dalam koleksi museum tersebut.
Baca Juga: MH Thamrin dan Ismail Marzuki, 2 Tokoh Betawi yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Museum Betawi terdiri dari tiga lantai. Di lantai 1 terdapat Galeri 8 Ikon Budaya Betawi dan Galeri Pengantin Budaya Betawi. Di Galeri Ikon Budaya Betawi antara lain terdapat rumah adat Betawi yang disebut rumah kebaya.Di kanan kiri rumah tersebut, berdiri sepasang ondel-ondel. Ada pula ornamen gigi balang dan kembang kelapa warna-warni.
Pengunjung melihat koleksi Museum Betawi berupa hantaran dan roti buaya. Foto/Dzikry SubhanieDi lokasi tersebut, ada pula baju yang kerap dipakai Abang dan None. Kuliner khas Betawi, kerak telor dan bir pletok, juga jadi koleksi di lokasi ini.Sementara, di Galeri Pengantin Betawi terdapat berbagai perlengkapan pengantin Betawi, seperti pakaian pengantin serta beragam hantaran, termasuk roti buaya. Ada pula alat musik Betawi.
Yang menarik perhatian, di situ juga terdapat katapel raksasa yang diberi nama Si Akur. Katapel raksasa ini memiliki tinggi 283 cm dan berat 200 kilogram.
Katapel Raksasa Si Akur di Museum Betawi. Foto/Dzikry SubhanieDiketahui, katapel terdiri dari bahan kayu dan karet. Katapel banyak digunakan untuk berburu hewan kecil seperti burung kecil atau capung, atau digunakan anak-anak untuk bermain perang-perangan dengan teman sebaya.
Naik ke lantai 2, terdapat Galeri Rumah Orang Betawi. Di sini ada koleksi beragam perabot rumah khas Betawi, seperti bakul, kukusan, penyaringan bambu, baskom lurik hijau, tudung saji, nampan, alu, papan penggilasan, gerobok, hingga sepeda ontel. Sementara, di lantai 3 adalah Galeri Komedi Betawi yang menyajikan alat musik khas Betawi dan potret para seniman Betawi, seperti Benyamin Sueb dan Mpok Nori.
Staf Satuan Pelaksana Edukasi, Informasi, dan Pelayanan Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi Shafrina Fauzia mengatakan, Museum Betawi ini bangunannya sudah ada sejak tahun 2015. "Dibuka untuk umum di tahun 2017, bertepatan dengan Lebaran Betawi waktu itu. Hingga akhirnya diperbaharui. Tahun 2022 kami resmi terdaftar di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Sampai sekarang masih aktif," ujar Shafrina Fauzia kepada SindoNews.
Staf Satuan Pelaksana Edukasi, Informasi, dan Pelayanan Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi Shafrina Fauzia. Foto/Dzikry SubhaniePerempuan yang akrab disapa Mpok Riri ini mengatakan, Museum Betawi buka pada hari Selasa hingga Jumat pukul 09.00 WIB-15.00 WIB. "Hari Sabtu dan Minggu jam 9 pagi sampai jam 8 malam," ujarnya.
Soal jumlah pengunjung yang datang, Mpok Riri mengatakan, mereka secara rutin menerima kunjungan sekolah. "Bisa sampai 100 sampai 200 per harinya. "Kalau untuk momen seperti ini (HUT Jakarta), karena dari pagi sampai malam, bisa sampai 500 pengunjung," katanya.
Dia juga menyebut beragam acara digelar di Setu Babakan pada momen HUT ke-498 Jakarta ini. "Museum Betawi ini karena berada di bawah Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, kami tentu saja turut meramaikan HUT Jakarta, dengan menampilkan kegiatan Gebyar Seni udaya Setu Babakan, Hajatan di Perkampungan Budaya Betawi. Untuk hari ini, 21 Juni, kami ada kegiatan dari pagi sampai malam. Isinya itu kegiatan workshop pengenalan seni budaya, pagelaran kesenian. Ada juga Planetarium Mini, bekerja sama dengan Unit Pengelola Taman Ismail Marzuki."