Stok Beras RI Capai 4 Juta Ton, Bulog Bicara Soal Kualitas
Perum Bulog memastikan bahwa kualitas beras yang tersimpan di gudang tetap terjaga meskipun stok beras saat ini telah mencapai 4 juta ton. Hal ini disampaikan oleh Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita.
Ia menegaskan, bahwa seluruh proses penyimpanan beras dilakukan sesuai standar operasional yang ketat. Dirinya juga memastikan gudang-gudang penyimpanan telah dilengkapi fasilitas penyimpanan modern.
Baca Juga: Buka Motif Mafia Pangan Manipulasi Data Stok Beras, Mentan Amran: Jangan Dizalimi Petani
"Perawatannya ada namanya fumigasi, spraying, dan lain-lain. Jadi, kami dalam menjaga ketahanan tangan dan pengelolaan stok, tentunya juga kita punya standar operasional procedure untuk menjaga stok itu," terang Febby, Sabtu (21/6/2025).
Febby menambahkan, gudang-gudang Bulog kini sudah dilengkapi sistem pemeliharaan rutin, termasuk fumigasi setiap tiga bulan, guna memastikan beras tetap layak konsumsi saat akan didistribusikan ke masyarakat.Di samping itu juga gudang telah dilengkapi dengan palet-palet untuk memastikan kualitas beras tetap terjaga saat didistribusikan.
"Sekarang gudang-gudang Bulog itu sudah pada pakai palet bawahnya. Setiap tiga bulan kita lakukan fumigasi, spraying. Sehingga memang kita pastikan beras yang nantinya kita distribusikan itu adalah beras harus dalam quality control yang sudah kita pastikan itu baik dan diterima masyarakat," pungkasnya.
Serapan Gabah
Selain itu Bulog memastikan bahwa Bulog telah melakukan penyerahan gabah petani sesuai dengan arahan pemerintah. Menurutnya, sesuai Instruksi Presiden (Inpres) No. 6 Tahun 2025, Bulog aktif menjemput gabah langsung dari petani dan membeli dengan harga Rp6.500 per kilogram."Bulog tahun ini dapat penugasan, sesuai Inpres No. 6 Tahun 2025 bahwa Bulog harus menyerap gabah kering panen di tingkat petani Rp6.500 per kg. Ini sebenarnya bisnis proses yang baru, karena yang lalu Bulog hanya menunggu di gudang, kalau sekarang harus jemput di petani dan dibeli Rp6.500 per kg," kata Febby.
Lebih lanjut disampaikan, dalam pelaksanaannya telah Bulog membentuk tim khusus untuk menjemput gabah langsung dari petani. Proses ini juga melibatkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk TNI dan juga pihak lainnya guna memastikan serapan berjalan lancar.
“Kalau dulu harganya di bawah itu (Rp6.500), sekarang kita lihat sudah hampir rata semua. Petani sudah mendapatkan harga yang baik dari gabah kering panennya,” ujarnya.Baca Juga: Cadangan Beras 4 Juta Ton, Mentan Amran: Tak Lagi Swasembada, Tapi Sudah Kedaulatan
Selain harga gabah yang membaik, distribusi pupuk juga disebut sudah lebih mudah dijangkau oleh petani. Febby mengungkapkan banyak petani yang kini menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah, Bulog, dan seluruh kementerian/lembaga yang terlibat atas apa yang telah dilakukan.
"Ternyata petani sekarang kalau ketemu dengan kami berterimakasih kepada Bulog, pemerintah dan presiden, kepada Kementerian dan lembaga terkait karena telah menaikkan harga pembelian gabah kering. Dan kami lihat sekarang petani sudah happy," tandasnya.