Mahasiswa UMM Ubah Limbah Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi Bernilai Ekonomi Tinggi

Mahasiswa UMM Ubah Limbah Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi Bernilai Ekonomi Tinggi

Nasional | sindonews | Sabtu, 21 Juni 2025 - 10:57
share

Mahasiswa di Malang mengolah limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi. Pengelolaan limbah minyak goreng itu diinisiasi oleh Alvinda Wijaya, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yang prihatin limbah minyak goreng dibuang sembarangan ke tanah atau saluran air di Desa Kayu Bebek, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Alvinda melihat kenyataan itu pada saat praktikum politik lingkungan selama tiga bulan, hingga Mei 2025 lalu. Mahasiswa semester 5 yang akrab disapa Jo itu pun mengolah limbah minyak goreng jelantah, yang banyaknya dijumpainya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Menurutnya, minyak jelantah selama ini kerap merusak ekosistem di lingkungan sekitar desa.

"Kami mengajak masyarakat, khususnya di Desa Kayu Kebek, Pasuruan untuk memanfaatkan limbah yang sering dianggap tak berguna ini," kata Jo, koordinator tim peneliti, Sabtu (21/6/2025).

Baca Juga: Mahasiswa UMM Juara Internasional Berkat Teknologi Pemeliharaan Jembatan

Jo menjelaskan, proses pengelolaan limbah jelantah menjadi lilin aromaterapi tergolong sederhana. Guna menjernihkan minnyak jelantahnya, ia dan timnya menggunakan arang kayu atau arang aktif. "Jika bau masih membandel, minyak dapat dihangatkan, digoreng dengan bawang bombai, kemudian ditambahkan empat sendok bleacher, sambil terus diaduk hingga tidak menggumpal," jekas mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional ini.

Pada prosesnya memang terdapat tantangan untuk memikirkan bagaimana supaya lilin ini bisa mengeras. Ia dan timnya lantas memikirkan takaran ukuran steric acid-nya atau bahan pengeras lilinnya.

"Tantangan membuat lilin saat pertama kali itu harus memikirkan rumus yang tepat seperti berapa gram steric acid-nya (bahan pengeras lilin) dan essential oil. Lalu terkait minyak jelantah yang kadang susah menghilangkan baunya," kata dia.

Lilin aromaterapi dari minyak jelantah ini disebutnya bukan sekadar penerangan biasa. Produk ini menawarkan aroma yang khas dan memikat karena diberi essential oil atau fragrance oil. Sehingga, selain memberikan penerangan, juga menciptakan suasana yang menenangkan. Selain itu, lilin aromaterapi ini juga bisa diberi hiasan dan aneka ragam wadah, yang menjadi keunggulan produk ini.

"Yang paling penting, karena bahannya terdapat minyak jelantah, produk ini termasuk dalam gerakan peduli lingkungan sekaligus menambah rasa kreativitas orang atau warga yang membuatnya."

Kini ia dan timnya mulai memproduksi lilin aromaterapi dari limbah minyak jelantah untuk dijual ke hotel hingga tempat spa yang membutuhkan lilin aromaterapi. Penjualan secara daring juga dicanangkan guna menargetkan pasar dan menjangkau lebih banyak konsumen.

"Visi utama kami sebenarnya adalah mengajak masyarakat untuk peduli dan menjaga lingkungan. Kami melihat inisiatif lilin aromaterapi dari minyak jelantah ini sebagai sebuah gerakan penyadaran lingkungan. Kami berharap, kegiatan ini menciptakan sebuah hilir di mana masyarakat dapat terus berinovasi dan berkontribusi dalam menjaga lingkungan," pungkasnya.

Topik Menarik