Komunitas Radio Amatir Satelit Bangun Stasiun Bumi Pakubuwono

Komunitas Radio Amatir Satelit Bangun Stasiun Bumi Pakubuwono

Nasional | sindonews | Jum'at, 20 Juni 2025 - 20:30
share

Dunia komunikasi satelit di Indonesia mendapat suntikan energi baru dengan hadirnya ground station (stasiun bumi) Pakubuwono AMSAT-ID. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun bumi komunitas yang dibangun oleh para penggiat radio amatir satelit.

Stasiun Bumi Pakubuwono ini didirikan bukan oleh lembaga negara atau korporasi besar, melainkan kerja keras anggota AMSAT-ID yang ingin membawa Indonesia lebih dekat dengan dunia satelit.

Presiden AMSAT-ID (Amateur Satellite Indonesia) Muhammad Yasir Zain menjelaskan, stasiun bumi ini mampu memantau berbagai jenis satelit yang ada di luar angkasa, mulai dari satelit Low Earth Orbit (LEO) yang mengorbit rendah di ketinggian 500–1.200 Km, Medium Earth Orbit (MEO) yang mengorbit pada ketinggian 5.000 hingga 20.000 Km, hingga satelit Geostationary Earth Orbit (GEO) yang diam di atas ekuator di ketinggian 36.000 Km. Baca juga: Satelit Satria-1 Sukses Diluncurkan ke Orbit Menggunakan Roket Falcon 9 milik Space X

"Dengan peralatan yang dimiliki GS Pakubuwono, stasiun ini bisa berkomunikasi dengan satelit amatir, memantau cuaca, hingga yang paling keren bisa memenuhi sertifikasi untuk melakukan kontak komunikasi langsung dengan astronot di ISS," ujar Yasir pada saat peluncuran GS Pakubuwono di kawasan Jakarta Selatan, pada Kamis (19/6/2025).

Untuk bisa menjangkau ISS, butuh peralatan dengan spesifikasi tinggi dan pengetahuan teknis yang tidak main-main. Tapi GS Pakubuwono sudah memenuhi semua syarat itu. Bahkan, stasiun ini juga bisa digunakan sebagai jembatan komunikasi antarnegara, termasuk antara Asia dan Australia.Dia menyebut, salah satu manfaatnya di saat bencana seperti gempa atau banjir bandang melanda dan jaringan komunikasi putus, radio amatir bisa jadi penyelamat.

Baca juga: 10 Fakta Satelit Satria-1 yang Baru Diluncurkan di Markas Space X

"Dengan alat ini, relawan bisa tetap berkabar dan mengirim informasi penting tanpa harus bergantung pada sinyal HP atau internet," ujar Aditya Sanjaya, pengelola GS Pakubuwono.

Tak cuma soal darurat. Radio amatir juga bisa digunakan untuk komunikasi ekspedisi alam, seperti pendakian gunung atau eksplorasi wilayah terpencil. Bahkan, beberapa komunitas pernah menggunakannya untuk mencari lokasi balon udara ilmiah yang dilepaskan ke atmosfer.

"Kami menghadirkan stasiun bumi Pakubuwono sebagai bukti kehadiran masyarakat madani Indonesia memasuki komunitas satelit amatir dunia. Stasiun bumi Pakubuwono setara dengan stasiun-stasiun bumi satelit amatir di negara-negara maju lainnya," ujar Aditya.Dijelaskan Aditya, anak muda Indonesia yang penasaran bisa bergabung dengan komunitas AMSAT-ID dan memanfaatkan stasiun bumi Pakubuwono untuk belajar dan mengakses satelit amatir yang jumlahnya ratusan di ruang angkasa.

"Anak muda yang penasaran soal satelit bisa datang, lihat langsung alat-alatnya, dan belajar gimana cara kerja komunikasi luar angkasa. Harapannya, anak-anak Indonesia juga bisa ikut mengembangkan teknologi satelit, bukan cuma jadi pengguna," ujar Aditya.

"Kami akan terus memperbarui perangkat keras dan perangkat lunaknya agar selalu sesuai dengan perkembangan zaman," imbuh pengelola lainnya, Adityo Kusharjanto.

Topik Menarik