Iran Akan Terus Serang Israel: Situs Nuklir Zionis Bakal Hadapi Pukulan Telak!
Iran bertekad untuk melanjutkan respons militernya terhadap Israel dan kali ini akan menargetkan infrastruktur nuklir Zionis. Seorang pejabat keamanan senior Iran menjanjikan bahwa situs nuklir Zionis akan menghadapi pukulan telak.
Dalam pernyataan kepada kepala biro Russia Today di Teheran, pejabat tersebut, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa angkatan bersenjata Iran akan mempertahankan operasi rudal dan pesawat nirawak sepanjang hari, khususnya menargetkan wilayah pendudukan dan garnisun Israel.
"Respons Iran mengikuti nasihat Al-Qur'an tentang pembalasan," katanya. "Pasukan Iran akan merespons sejauh dan di mana pun rezim menyerang tanah Iran," katanya lagi, yang dilansir Jumat (20/6/2025).
Baca Juga: Israel Memiliki Bom Nuklir, tapi Ketakutan pada Iran yang Tak Memilikinya
Namun, dia mencatat bahwa berdasarkan prinsip moral Iran, tidak akan ada serangan terhadap rumah sakit Zionis Israel."Klaim rezim Zionis bahwa Iran menyerang salah satu rumah sakit di wilayah pendudukan sepenuhnya salah," tegas pejabat itu, merujuk pada laporan tentang rumah sakit Soroka yang diserang di kota Be'er Sheva di Israel selatan.
Dia juga menyatakan bahwa respons Teheran akan ditingkatkan mengingat serangan Israel terhadap situs nuklir Iran. "Karena rezim [Israel] telah menyerang fasilitas nuklir kami, angkatan bersenjata kami akan memberikan pukulan telak kepada fasilitas nuklir mereka," paparnya.
Sejak memulai agresinya Jumat pekan lalu, Israel telah menyerang beberapa fasilitas nuklir Iran, termasuk situs di Natanz, Isfahan, Fordow, dan dekat Teheran. Antara sembilan hingga 14 ilmuwan nuklir dilaporkan tewas dalam serangan itu.
Tanpa menyebut Amerika Serikat (AS) secara langsung, pejabat Iran itu juga memperingatkan: "Jika negara lain secara langsung berperang dengan kami, itu akan menyediakan target yang jauh lebih mudah bagi angkatan bersenjata Iran untuk dihancurkan."
Presiden AS Donald Trump memuji serangan Israel terhadap Iran sebagai "luar biasa" dan mendesak Teheran untuk menyerah tanpa syarat. Dia juga memperingatkan bahwa AS dapat terlibat langsung dalam konflik tersebut jika ada target Amerika yang diserang oleh Iran.
Jumat lalu, pasukan Israel mulai melancarkan serangan terhadap Iran, dengan mengeklaim Teheran hampir menyelesaikan pembuatan bom nuklir. Iran menepis tuduhan tersebut dan membalas dengan gelombang serangan pesawat nirawak dan rudal terhadap negara Yahudi tersebut.Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi sejak itu juga membantah klaim Israel, dengan menyatakan bahwa pihaknya tidak menemukan bukti bahwa Iran telah melakukan upaya sistematis untuk memproduksi senjata nuklir.
Iran Sebut IAEA Telah Berkhianat
Iran menuduh kepala IAEA Rafael Grossi memutarbalikkan fakta dalam laporan sebelumnya yang menyebabkan serangan militer Israel terhadap fasilitas nuklir Teheran, menyebutnya sebagai pengkhianatan terhadap mandat badan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di X pada hari Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baqaei menuduh Grossi mengeluarkan "laporan bias" yang digunakan oleh AS dan tiga negara Eropa untuk meloloskan resolusi dengan tuduhan tidak berdasar tentang ketidakpatuhan Iran.
Dalam sebuah laporan awal bulan ini, Grossi menyatakan: "Iran adalah satu-satunya negara non-senjata nuklir di dunia yang memproduksi dan mengakumulasi uranium yang diperkaya hingga 60."
Namun, dalam sebuah wawancara dengan CNN pada hari Selasa, bos IAEA mengatakan inspekturnya belum menemukan bukti bahwa Iran melakukan upaya sistematis untuk beralih ke senjata nuklir."Ini sudah terlambat, Grossi," kesal Baqaei, merujuk pada komentar Grossi kepada CNN.
"Laporannya itu mengaburkan kebenaran ini dan dimanfaatkan untuk menyusun resolusi yang kemudian digunakan oleh rezim yang suka berperang dan melakukan genosida untuk membenarkan serangan yang melanggar hukum terhadap fasilitas nuklir Iran," paparnya.
Laporan Grossi minggu lalu mendorong dewan pengawas nuklir PBB untuk menyatakan Iran melanggar tugas nonproliferasinya untuk pertama kalinya dalam 20 tahun. Sembilan belas dari 35 negara anggota IAEA mendukung mosi tersebut, termasuk AS, Inggris, Prancis, dan Jerman, dengan alasan kegagalan Iran menjelaskan materi nuklir yang tidak dideklarasikan dan meningkatnya stok uranium.
Iran menolak keputusan tersebut sebagai "politis" dan mengatakan akan membangun situs pengayaan baru.
Rusia berpendapat bahwa resolusi "bias, anti-Iran" membuka jalan bagi serangan Israel terhadap Republik Islam Iran.
Baqaei mengatakan Grossi telah mengkhianati rezim nonproliferasi, menuntut akuntabilitas. "Narasi yang menyesatkan memiliki konsekuensi yang mengerikan," katanya.
Israel telah membenarkan serangannya yang sedang berlangsung dengan mengeklaim bahwa Iran berada di ambang memperoleh senjata nuklir. Teheran telah membantah tuduhan tersebut, dengan mempertahankan bahwa program nuklirnya sepenuhnya damai.

