Gaikindo Klaim GIIAS 2025 Lebih Besar dari Shanghai Auto Show, Kok Bisa?
Sebuah klaim yang sangat berani dan penuh percaya diri kini datang dari jantung industri otomotif Indonesia. Menjelang perhelatannya bulan depan, Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 secara terbuka mendeklarasikan diri sebagai pameran mobil terbesar dan terlengkap di dunia, bahkan berani mengklaim telah "melewati" raksasa sekelas Shanghai Auto Show dari sisi keragaman peserta.
Ini bukan sekadar pernyataan promosi biasa. Ini adalah sebuah "lemparan tantangan" ke panggung otomotif global, sebuah sinyal bahwa Indonesia kini bukan lagi sekadar pasar, melainkan sebuah episentrum pertarungan merek-merek mobil dari seluruh penjuru dunia.
Alasan di Balik Klaim 'Menyalip' Shanghai
Dasar dari klaim yang terdengar fantastis ini datang langsung dari Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi. Setelah mengunjungi beberapa pameran otomotif terbesar di dunia, ia melihat sebuah tren yang menarik: pameran-pameran raksasa tersebut, meskipun luas secara fisik, ternyata sangat homogen dan didominasi oleh merek-merek tuan rumah."Saya bangga, dalam 2-3 bulan terakhir ini saya mendatangi 2 pameran besar di dunia. Saya melihat pameran yang luar biasa besarnya, 400 ribu meter persegi, hampir 4 kali lipat pameran Indonesia," kata Nangoi di Jakarta, Rabu (18/6/2025). "Tapi jenis mobil yang dipamerkan mereknya sangat memihak kepada tuan rumah, yaitu mobil-mobil China sendiri," ungkapnya.
Di sinilah letak keunggulan GIIAS. Dengan total 39 merek mobil penumpang yang akan berpartisipasi—belum termasuk 15 merek motor dan puluhan industri pendukung—GIIAS 2025 menawarkan sebuah "pelangi" merek dari berbagai negara: Jepang, Korea, China, Eropa, hingga Amerika.
"Jadi saya rasa pameran GIIAS 2025 merupakan pameran mobil terbesar dan terlengkap di dunia, di luar China yang bisa diselegarakan Indonesia," ujar Nangoi dengan penuh keyakinan.
Perang di Setiap Sudut Hall ICE BSD
Jika klaim Gaikindo adalah tentang keragaman, maka denah pameran adalah bukti nyata dari medan perang yang akan terjadi. Hampir setiap sudut di ICE BSD akan menjadi arena pertarungan.Hall 1-3A: Akan menjadi zona "gado-gado" di mana merek-merek dari China (Aion, GWM, Jaecoo, Jetour, Seres, Xpeng), Eropa (Audi, Citroën, VW, Volvo), Korea (Hyundai, KIA), Jepang (Nissan, Subaru), hingga Amerika (Jeep, Mercedes-Benz) akan saling sikut memperebutkan perhatian.Convention Hall: Dikhususkan untuk para "bangsawan" seperti BMW, MINI, dan Ford, serta diramaikan oleh pemain baru yang ambisius seperti Geely dan Polytron.
Hall 5-10: Ini adalah arena pertarungan paling brutal, di mana para raksasa Jepang (Daihatsu, Honda, Lexus, Mazda, Mitsubishi, Suzuki, Toyota) akan berhadapan langsung dengan gempuran masif dari merek China (BAIC, BYD, Chery, Denza, Wuling).
Bukan Sekadar Pameran, Ini Pernyataan Sikap
Pada akhirnya, klaim "lebih besar dari Shanghai" mungkin tidak diukur dari luas area, melainkan dari signifikansi dan keragaman yang ditawarkan. GIIAS 2025 bukan lagi sekadar ajang jual-beli mobil.Ini adalah sebuah pernyataan sikap. Sebuah bukti bahwa Indonesia adalah pasar yang begitu seksi dan penting, sehingga mampu menarik puluhan merek dari seluruh dunia untuk datang dan bertarung habis-habisan memperebutkan hati konsumennya. Ini adalah sebuah panggung di mana keragaman menjadi kekuatan utama, sebuah festival otomotif global yang lahirditanahair.