JP Morgan Prediksi Runtuhnya Dolar AS, Berapa Tahun Lagi?

JP Morgan Prediksi Runtuhnya Dolar AS, Berapa Tahun Lagi?

Ekonomi | sindonews | Senin, 16 Juni 2025 - 07:34
share

JP Morgan memproyeksikan dominasi dolar AS sebagai mata uang global hanya bisa bertahan 40 tahun lagi sebelum akhirnya tergantikan. Prediksi ini muncul di tengah upaya aliansi BRICS untuk mendorong dedolarisasi dalam sistem keuangan dunia.

JP Morgan dalam analisis terbarunya menyebut tekanan terhadap dolar AS semakin nyata. Negara-negara berkembang kini lebih berani beralih dari dolar dengan menggunakan mata uang lokal dalam perdagangan, mendiversifikasi cadangan devisa ke emas, dan mengubah kebijakan moneter untuk mengurangi ketergantungan pada greenback.

CEO JP Morgan Jamie Dimon mengakui BRICS berpotensi menggerakkan perubahan besar. "Jika AS tidak mempertahankan kekuatan militer dan ekonominya, dolar bisa kehilangan statusnya sebagai mata uang cadangan utama dalam 40 tahun ke depan," ujarnya dalam forum investasi, dikutip dari Watcher Guru, Senin (16/6).

Baca Juga:BRICS Berambisi Singkirkan Dolar AS, Ini Daftar 12 Mata Uang Teratas di Dunia

Dimon menegaskan, sejarah menunjukkan tidak ada mata uang yang bisa mendominasi selamanya. "Bacalah sejarah. Tidak ada yang abadi, termasuk hegemoni dolar AS," tegasnya. Namun, selama AS tetap menjadi kekuatan ekonomi dan militer terdepan dolar AS masih bisa bertahan.BRICS, yang kini diperkuat oleh masuknya Arab Saudi, Iran, dan Mesir, semakin gencar mendorong penggunaan mata uang alternatif. China, misalnya telah memperluas penggunaan yuan dalam transaksi minyak, sementara Rusia dan India setuju bertransaksi dalam rubel dan rupee.

Namun, JP Morgan menilai dedolarisasi tidak akan terjadi dalam waktu singkat. "Butuh waktu puluhan tahun untuk menggeser dolar karena infrastruktur keuangan global masih sangat bergantung padanya," jelas salah satu analis JP Morgan.

Faktor lain yang memperlambat proses ini adalah likuiditas dan stabilitas dolar AS yang masih unggul dibandingkan mata uang BRICS. "Yuan atau rupee belum memiliki pasar keuangan yang cukup dalam untuk menggantikan dolar," tambahnya.

Namun, risiko jangka panjang tetap ada. Jika AS gagal mengendalikan utang nasional dan defisit perdagangan, kepercayaan terhadap dolar bisa terkikis. "Ini bukan hanya tentang BRICS, tetapi juga tentang bagaimana kebijakan fiskal AS ke depan," ujar Dimon.

Baca Juga:Pertahanan Iron Dome Israel Kewalahan Hadapi Rudal Iran, Ini AnalisisnyaPemerintah AS belum memberikan respons resmi terkait proyeksi JP Morgan. Namun, Menteri Keuangan Janet Yellen dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa dolar AS masih yang terkuat.

Di tengah ketegangan geopolitik saat ini, banyak negara mulai mempertimbangkan diversifikasi cadangan devisa. "Kami tidak ingin bergantung pada satu mata uang saja," ujar seorang pejabat bank sentral Asia.

JP Morgan menyarankan investor untuk memantau perkembangan ini. Perubahan tidak akan terjadi besok tetapi dalam beberapa dekade mendatang peta kekuatan mata uang global bisa sangat berbeda.

Topik Menarik