Dolar AS Jatuh ke Level Terendah sejak 2022 Seiring Suramnya Prospek Ekonomi

Dolar AS Jatuh ke Level Terendah sejak 2022 Seiring Suramnya Prospek Ekonomi

Ekonomi | sindonews | Minggu, 15 Juni 2025 - 11:34
share

Dolar AS (Amerika Serikat) jatuh ke level terlemah dalam tiga tahun di tengah kekhawatiran tentang tarif Donald Trump dan prospek ekonomi AS. Indeks Spot Dolar Bloomberg turun sebanyak 0,8 pada pekan kemarin hingga jatuh ke level terendah sejak April 2022.

Euro melambung ke level terkuat sejak 2021, sementara poundsterling Inggris naik ke titik tertinggi baru dalam tiga tahun. Semua mata uang utama menguat terhadap dolar AS.

Baca Juga: BRICS Berambisi Singkirkan Dolar AS, Ini Daftar 12 Mata Uang Teratas di Dunia

Penurunan terbaru ini terjadi setelah data terbaru menunjukkan inflasi harga produsen AS tetap rendah pada bulan Mei. Hal itu setelah tertekan oleh biaya barang dan layanan yang stabil, yang bersamaan dengan data lainnya untuk membuat para pedagang menyakini bakal ada pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve.

Federal Reserve atau bank sentral AS dijadwalkan bakal menggelar pertemuan untuk membahas kebijakan berikutnya pada 18 Juni, mendarang. Sebelumnya dalam sesi tengah pekan kemarin, dolar mengalami tekanan setelah Presiden Donald Trump mengatakan, akan segera memberitahukan mitra dagangnya tentang bea unilateral.“Ancaman tarif yang diperbarui oleh Trump memicu kekhawatiran tentang ekonomi AS, yang berimbas pada peningkatan taruhan terhadap pelonggaran Fed,” kata Helen Given, seorang trader valuta asing di Monex Inc.

Ia juga menambahkan, bahwa indeks dolar bisa jatuh 5 hingga 6 lagi tahun ini. Paul Tudor Jones, pendiri hedge fund makro Tudor Investment Corp., mengatakan bahwa dolar mungkin turun 10 dalam setahun dari sekarang karena ia memperkirakan suku bunga jangka pendek akan dipotong “secara dramatis” pada tahun depan.

Sejauh ini di tahun 2025, dolar turun lebih dari 8 seiring para investor memperkirakan bahwa kebijakan perdagangan dan pajak Trump akan membebani ekonomi. Para strategis Wall Street telah memperingatkan bahwa dolar memiliki ruang lebih jauh untuk jatuh semakin dalam.

Pelemahan dolar AS sejalan dengan trader spekulatif yang dilacak oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas yang memegang sekitar USD12,2 miliar yang memprediksi pelemahan dolar lebih lanjut.

Kekhawatiran tetap ada bahwa AS dapat mengalami lonjakan inflasi dan mulai tergelincir menuju resesi di tengah tarif tinggi Trump terhadap impor. Ini membuat para investor mempelajari data ekonomi yang masuk, terutama di pasar tenaga kerja, untuk menentukan arah suku bunga di AS.Baca Juga: Dolar AS Kehilangan Mahkota, Jatuh ke Titik Terendah dalam 3 Tahun

Permohonan tunjangan pengangguran di AS kembali meningkat ke level tertinggi sejak akhir 2021 pada pekan yang berakhir 31 Mei, yang menunjukkan bahwa orang-orang yang kehilangan pekerjaan kesulitan untuk menemukan pekerjaan baru.

Aktivitas di penyedia layanan AS turun ke wilayah kontraksi bulan lalu untuk pertama kalinya dalam hampir setahun akibat penurunan permintaan yang mendadak. Hal itu menurut indeks layanan dari Institute for Supply Management.

Topik Menarik