Mental Health Unplugged Angkat Pentingnya Dukungan Sekolah dan Keluarga bagi Remaja

Mental Health Unplugged Angkat Pentingnya Dukungan Sekolah dan Keluarga bagi Remaja

Gaya Hidup | sindonews | Sabtu, 14 Juni 2025 - 15:27
share

Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental remaja kembali ditekankan dalam acara “Mental Health Unplugged: Stories, Chats, and Laughs” yang digelar oleh Sinarmas World Academy (SWA) bekerja sama dengan Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa (Keswa).

Meskipun tidak hadir secara langsung, Mantan Menteri Kesehatan sekaligus inisiator Kaukus Keswa, Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, Sp.M(K), tetap menyampaikan pesannya mengenai pentingnya peran sekolah dalam mendukung kesejahteraan psikologis generasi muda.

“Sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi harus menjadi lingkungan yang membina pertumbuhan emosional dan psikologis anak,” ujar Prof. Nila dalam pernyataan tertulisnya, melalui siaran pers, Sabtu (14/6/2025).

Baca juga: Tiroid Pengaruhi Kesuburan dan Kehamilan, dari Keguguran hingga Kesehatan Mental Anak

Ia juga mengutip data WHO yang menunjukkan bahwa satu dari tujuh remaja di dunia menghadapi tantangan kesehatan mental. “Kolaborasi keluarga, sekolah, dan komunitas sangat penting agar remaja merasa aman untuk mengekspresikan diri dan mencari dukungan,” tambahnya.Acara ini menghadirkan pembicara dari berbagai latar belakang, mulai dari inisiator Kaukus Keswa Dr. dr. Ray Basrowi, MKK, FRSPH, aktivis sosial Inaya Wahid, hingga komika Mo Sidik, yang berbagi pengalaman dan strategi menghadapi tekanan hidup sehari-hari. Kegiatan berlangsung interaktif, dipandu oleh moderator Reno Fenady, dan dihadiri ratusan siswa, guru, serta orang tua.

Dalam sesi berbagi, Inaya Wahid menekankan pentingnya keberanian untuk terbuka dan mencari pertolongan ketika menghadapi tekanan mental. “Tidak ada yang salah dengan merasa lelah atau terpuruk. Yang penting, kita mau bicara, meminta bantuan, dan saling mendukung. Dukungan lingkungan, baik keluarga maupun sekolah, adalah kunci,” ujar Inaya.

Mo Sidik, yang dikenal sebagai komika, juga membagikan sudut pandang uniknya tentang kesehatan mental melalui humor. “Tertawa memang bukan solusi semua masalah, tapi kadang, lewat humor kita bisa menerima diri sendiri dan menjalani hidup lebih ringan. Jangan ragu untuk mencari kebahagiaan di tengah kesibukan belajar,” ungkap Mo Sidik yang disambut tawa peserta.

General Manager SWA, Deddy Djaja Ria, menegaskan bahwa ketahanan emosional siswa sama pentingnya dengan prestasi akademik. “Kami ingin siswa tak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga siap menghadapi tantangan hidup,” tegasnya.

Melalui acara ini, SWA berkomitmen membangun literasi kesehatan mental, memecah stigma, dan memperkuat budaya empati di lingkungan sekolah. “Diskusi terbuka dan edukasi seperti ini penting agar kesehatan mental menjadi fondasi generasi Indonesia yang tangguh dan penuh harapan,” tutur Prof. Nila dalam pesannya.

Antusiasme peserta juga tercermin dari tanggapan para orang tua. “Kadang kita sebagai orang tua terlalu sibuk mengejar keberhasilan anak secara akademis, tapi lupa bahwa mereka juga butuh ruang untuk merasa aman dan didengar. Acara ini membuka mata saya, bahwa kesehatan mental bukan sekadar isu anak, tapi juga tanggung jawab kita sebagai keluarga,” ujar Dwi Haryani, orang tua siswa SWA.

Topik Menarik