Riwayat Susuktunggal, Sang Pembuat Singgasana untuk Pertanda Pengangkatan Raja Pajajaran

Riwayat Susuktunggal, Sang Pembuat Singgasana untuk Pertanda Pengangkatan Raja Pajajaran

Nasional | sindonews | Sabtu, 14 Juni 2025 - 07:00
share

NAMAPrabu Siliwangi tak bisa dilepaskan dari sejarah Kerajaan Pajajaran di Tatar Sunda. Prabu Siliwangi dipercaya masyarakat Sunda sebagai raja yang termasyhur, memiliki kesaktian, dan kewibawaan tinggi. Siliwangi yang bernama Sri Baduga Maharaja dilantik usai uwanya meninggal dunia.

Namun, Prabu Siliwangi tak bisa dilantik menjadi raja jika tak ada Palangka, singgasana untuk upacara penobatan raja-raja Pajajaran. Singgasana yang terbuat dari batu itu dibuat Prabu Susuktunggal. Palangka dinilai jadi batu keramat di Pajajaran karena menyimbolkan pengangkatan raja.

Baca juga: Kisah Ratu Sakti: Naik Takhta hingga Kemunduran Kerajaan Pajajaran

Sosok Susuktunggal disebutkan menjadi pembuat batu Palangka yang disebut tanah suci yang bagus menjadi raja utama. Palangka itu khusus untuk keperluan upacara penobatan raja di Pakuan. Sekarang singgasana itu disebut watu gigilang, yang berarti batu gemerlapan.

Saat batu Palangka diangkut oleh Banten ketika penaklukkan Pajajaran, maka secara tradisi di Pakuan tidak bisa dilakukan penobatan raja baru. Keraton Sang Bima, tempat Prabu Siliwangi tinggal dan memerintah sama dengan Sri Bima.Siapa sebenarnya Sosoktunggal? Sosoktungggal konon juga pernah menjadi Raja Pajajaran dan memerintahkan selama 100 tahun sebagaimana dikutip dari buku "Melacak Sejarah Pakuan Pajajaran dan Prabu Siliwangi" karya Saleh Danasasmita.

Dari sanalah jelas bahwa Prabu Siliwangi menerima warisan dari Susuktunggal. Sosok Susuktunggal dalam Purwaka Caruban konon putra Wastu Kancana. Bisa jadi dia adalah putra sulung yang dijadikan raja di Pakuan. Sosoknya ada yang menyebut sebagai raja daerah sehingga tidak bisa memegang keprabuan.

Karena itu, dia tidak bisa dimasukkan ke dalam silsilah khusus Susuhunan Sunda. Lebih dapat dipahami apabila Wastu Kancana sama dengan Anggalarang. Adapun tokoh Jayaningrat, ada pendapat lain yakni Ningrat Kancana alias Dewa Niskala yang menjadi Tohaan di Galuh.

Tokoh inilah yang sering hilang dalam babad, sebab seharusnya disisipkan antara Anggalarang dan Siliwangi.

Topik Menarik