Diduga Diidap Jokowi, Sindrom Stevens Johnson Penyakit Kulit Berbahaya yang Bisa Mengancam Jiwa

Diduga Diidap Jokowi, Sindrom Stevens Johnson Penyakit Kulit Berbahaya yang Bisa Mengancam Jiwa

Gaya Hidup | sindonews | Kamis, 5 Juni 2025 - 09:00
share

Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diduga mengidap Sindrom Stevens Johnson (SJS) setelah sejumlah potretnya menampilkan perubahan mencolok pada kulit wajah dan lehernya. Meski belum dikonfirmasi, dugaan tersebut memicu perhatian masyarakat terhadap penyakit langka yang bisa sangat berbahaya ini.

Dilansir dari Web MD, Kamis (5/6/2025), Sindrom Stevens Johnson merupakan gangguan kulit serius yang tak hanya merusak jaringan kulit, tetapi juga berpotensi menimbulkan kerusakan pada organ-organ dalam, bahkan mengancam nyawa penderitanya jika tidak ditangani segera.

Sindrom Stevens Johnson Penyakit Kulit Berbahaya yang Bisa Mengancam Jiwa

Baca Juga:Mengenal Sindrom Stevens Johnson Penyakit Langka Serius yang Diduga Diidap Jokowi

Apa Itu Sindrom Stevens Johnson?

Sindrom Stevens Johnson adalah penyakit yang jarang terjadi, namun bisa berdampak fatal. Kondisi ini biasanya muncul sebagai reaksi parah terhadap obat-obatan tertentu atau infeksi.

Gejala kondisi ini dimulai dengan demam, batuk, dan nyeri tubuh, lalu berkembang menjadi lepuhan pada kulit dan selaput lendir, diikuti oleh pengelupasan kulit secara luas. Kulit menjadi sangat sensitif, dan bagian dalam tubuh seperti mulut, tenggorokan, mata, bahkan saluran kemih pun bisa terkena dampaknya.

Dalam banyak kasus, penderita harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Meski sebagian besar pasien dapat sembuh, komplikasi jangka panjang bukan hal yang jarang terjadi. Ini mencakup gangguan pada kulit, kuku, rambut, dan sistem pernapasan.

SJS sering dibandingkan dengan kondisi lain yang lebih parah, yaitu Toxic Epidermal Necrolysis (TEN). Keduanya memiliki gejala yang mirip, tetapi berbeda dalam skala kerusakan kulit. SJS biasanya memengaruhi kurang dari 10 persen permukaan tubuh, sementara TEN bisa mencapai lebih dari 30 persen.

TEN memiliki risiko kematian yang jauh lebih tinggi, sekitar 25 persen, sedangkan tingkat kematian SJS berkisar antara 1 persen hingga 5 persen.Baca Juga:Mengenal Moluskum Kontagiosum, Penyakit Kulit Akibat Pakai Baju Thrifting Tanpa Dicuci

Komplikasi dan Efek Jangka Panjang Sindrom Stevens Johnson

Setelah fase akut berakhir, pasien SJS dapat mengalami berbagai masalah kronis, seperti:

1. Produksi keringat berlebihan

2. Kulit kering dan gatal3. Rambut rontok dan pertumbuhan kuku tidak normal

4. Gangguan pada indera pengecap

5. Kelelahan berkepanjangan

6. Kesulitan buang air kecil akibat selaput lendir yang rusak

7. Gangguan paru-paru seperti asma dan PPOKBiasanya, kulit mulai sembuh dalam waktu 2 hingga 3 minggu jika tidak ada infeksi sekunder. Namun, pemulihan total dapat memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, tergantung tingkat keparahan kasus.

Pencegahan dan Kehati-hatian setelah Sindrom Stevens Johnson

Jika sindrom disebabkan oleh obat tertentu, sangat penting untuk tidak mengonsumsinya lagi seumur hidup. Pasien disarankan mengenakan gelang medis untuk memberikan peringatan pada tenaga medis di masa depan, serta mencatat dan menghindari obat-obatan yang memicu reaksi tersebut.

Bagi individu keturunan Asia, terutama dari Asia Timur dan Tenggara, terdapat gen tertentu yang meningkatkan risiko kondisi ini saat mengonsumsi obat seperti carbamazepine. Tes genetik dapat dilakukan sebelum memulai terapi dengan obat tersebut.

Baca Juga:Pria Ini Idap Penyakit Kulit Akibat Pakai Baju Thrifting Tanpa Dicuci, Kenali Gejalanya

Topik Menarik