Raja Charles III Kehilangan Semangat, Konflik dengan Pangeran Harry Jadi Pemicu
Raja Charles III tengah menjalani masa-masa berat dalam hidupnya. Di tengah perjuangan menghadapi penyakit kanker yang terdeteksi awal tahun 2024, ia dikabarkan mengalami penurunan semangat, yang diyakini turut dipengaruhi oleh hubungan yang terus memburuk dengan putra bungsunya, Pangeran Harry.
Suasana hati Raja Charles III belakangan ini terlihat muram. Para pengamat kerajaan menilai bahwa perseteruan berkepanjangan dengan Pangeran Harry menjadi salah satu faktor besar yang membebani kondisi emosional sang raja. Apalagi, situasi ini terjadi di saat Charles masih menjalani pengobatan untuk penyakit kanker yang tidak diungkapkan secara spesifik jenis maupun stadiumnya.
“Raja Charles tampaknya semakin terbebani, bukan hanya secara fisik karena pengobatan kanker, tetapi juga secara emosional akibat konflik dengan Pangeran Harry yang tak kunjung usai,” ungkap sejarawan kerajaan, Ed Owens dilansir dari New York Times, Senin (26/5/2025).
Sejak naik takhta, pemerintahan Charles dianggap masih belum sepenuhnya stabil. Perselisihan dengan Harry yang semakin meruncing sejak ia dan istrinya, Meghan Markle mundur dari tugas kerajaan dan kemudian membeberkan cerita keluarga ke publik, disebut telah membayangi masa awal pemerintahannya.
Foto/PeopleKetegangan memuncak pada Mei 2025, ketika pangeran 40 tahun itu dalam wawancara bersama BBC menyatakan harapannya untuk berdamai, tetapi juga mengisyaratkan ketidakpastian umur sang ayah. Komentar tersebut dianggap oleh sebagian pihak sebagai tidak sensitif, mengingat kondisi kesehatan raja 76 tahun itu yang masih dalam masa pengobatan intensif.
Sejak suami Ratu Camilla ini mengumumkan diagnosis kankernya pada Februari 2024, Harry memang sempat terbang ke Inggris untuk menjenguk. Namun, pertemuan keduanya disebut hanya berlangsung singkat, sekitar 30 menit, dan setelahnya tidak ada kabar interaksi lebih lanjut. Situasi ini diperparah oleh gugatan hukum adik Pangeran William itu terkait pengamanan kerajaan, yang membuat hubungan mereka semakin renggang.
“Kalau saja Harry secara terbuka meminta maaf dan menyatakan keinginannya untuk memperbaiki hubungan, mungkin Charles akan mempertimbangkannya,” ujar penulis biografi kerajaan Robert Jobson.
“Namun, sejauh ini belum ada sinyal kuat ke arah itu," tambahnya.
Meski tetap aktif menjalankan beberapa tugas kerajaan, termasuk kunjungan luar negeri bersama Camilla, beban yang dihadapi mantan suami mendiang Putri Diana ini bukanlah perkara sepele. Ia menghadapi dua tantangan besar sekaligus, penyakit yang mengancam kesehatannya dan retaknya hubungan keluarga yang memengaruhi kestabilan emosionalnya.
“Sebagai simbol persatuan, Raja Charles seharusnya menunjukkan kemampuan menyatukan keluarganya sendiri. Namun dalam kenyataannya, ia belum mampu menjembatani jurang dengan Harry,” tutur mantan jurnalis kerajaan BBC, Peter Hunt.
Kini, menjelang kunjungan resmi Charles ke Kanada, spekulasi publik terus bergulir.










