Zelensky Akui Ukraina Tak Akan Bertahan Jika Perang Berlanjut 10 Tahun Lagi

Zelensky Akui Ukraina Tak Akan Bertahan Jika Perang Berlanjut 10 Tahun Lagi

Global | sindonews | Jum'at, 16 Mei 2025 - 08:07
share

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa meskipun dia tidak tahu berapa lama perang melawan Rusia akan berlangsung, negaranya tidak akan mampu bertahan jika perang berlanjut sepuluh tahun lagi.

Berbicara kepada surat kabar Prancis; Liberation, pemimpin Ukraina itu menyampaikan desakannya untuk mengadakan pertemuan pribadi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Turki untuk membahas pertukaran semua tahanan dan gencatan senjata. Pertemuan tersebut akan dimulai hari ini (16/5/2025).

Pada hari Minggu, Putin mengusulkan dimulainya kembali perundingan perdamaian langsung antara Rusia dan Ukraina di Istanbul, Turki, yang secara sepihak dibatalkan oleh Kyiv pada tahun 2022.

Putin menyatakan bahwa Moskow akan mengirim delegasi ke Istanbul untuk terlibat perundingan dengan pihak Ukraina, menekankan bahwa Rusia bertekad untuk melakukan negosiasi serius yang akan berkontribusi pada perdamaian berkelanjutan jangka panjang dan mengatasi akar penyebab konflik.

Zelensky, yang sebelumnya mengesampingkan negosiasi apa pun dengan Moskow, menyambut baik usulan perundingan di Istanbul dan secara pribadi telah melakukan perjalanan ke Turki untuk kemungkinan mengambil bagian dalam pertemuan tersebut.

Menjelang perundingan, dia mengakui kepada Liberation bahwa warga Ukraina sudah mulai lelah dengan perang tersebut dan bahwa perundingan untuk mengakhiri pertempuran telah memberi harapan kepada masyarakatnya.

Ketika ditanya apakah dia sebaiknya mempersiapkan warganya untuk perang sepuluh tahun lagi, Zelensky menekankan bahwa Ukraina tidak akan bertahan jika perang berlangsung selama satu dekade lagi.

"Saya melihat moral penduduk, apa yang diinginkan masyarakat. Saya melihat ekonomi kami...Itu merugikan semua orang," kata Zelensky. "Faktanya, perang ini tidak akan berlangsung lama," prediksinya.

Pada saat yang sama, pemimpin Ukraina telah mengabaikan delegasi yang dikirim Rusia ke perundingan sebagai "alat peraga", dan bersikeras untuk bertemu langsung dengan Putin.

Moskow telah mengecam posisi Zelensky, dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyebut Zelensky sebagai "orang yang menyedihkan."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova juga telah menekankan bahwa tidak pernah ada pembicaraan tentang Putin yang bepergian ke Turki untuk perundingan dan mencap Zelensky sebagai "badut" yang tidak memiliki hak untuk mengabaikan para profesional di bidang apa pun sebagai "alat peraga."

Sementara itu, Vladimir Medinsky, yang memimpin delegasi Moskow di Istanbul, telah menyatakan bahwa Rusia siap untuk berdialog dengan Ukraina dan siap untuk "kemungkinan kompromi" dalam mencapai kesepakatan damai.

"Kami sedang dalam suasana kerja," kata ajudan Presiden Putin tersebut.

Pada hari Kamis, setelah bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Zelensky menyatakan bahwa dia tidak akan melakukan apa pun dalam perundingan tersebut tanpa partisipasi Putin dan mengatakan bahwa delegasi Ukraina di Istanbul akan dipimpin oleh Menteri Pertahanan Rustem Umerov.

Dia menambahkan bahwa Kyiv terlibat dalam perundingan tersebut demi menghormati Presiden AS Donald Trump dan Erdogan.

Topik Menarik