AS Buat Garis Merah, Hizbullah Tidak Boleh Gabung Pemerintahan Lebanon

AS Buat Garis Merah, Hizbullah Tidak Boleh Gabung Pemerintahan Lebanon

Global | sindonews | Sabtu, 8 Februari 2025 - 14:01
share

Amerika Serikat (AS) menetapkan "garis merah" bahwa kelompok Syiah, Hizbullah, tidak boleh menjadi anggota pemerintahan Lebanon berikutnya, menurut Wakil Utusan Timur Tengah AS, Morgan Ortagus, di Lebanon pada hari Jumat (7/2/2025).

Ortagus adalah pejabat senior AS pertama yang mengunjungi Lebanon sejak Presiden AS Donald Trump menjabat dan sejak Joseph Aoun terpilih sebagai Presiden di Lebanon.

Kunjungannya dilakukan di tengah proses pembentukan kabinet yang terhenti di Lebanon, di mana jabatan-jabatan pemerintah dibagi berdasarkan garis sektarian.

Sekutu Hizbullah, Amal, bersikeras menyetujui semua menteri Muslim Syiah, sehingga proses tersebut menemui jalan buntu.

Berbicara kepada wartawan setelah bertemu dengan Presiden Aoun, Ortagus mengatakan dia "tidak takut" terhadap Hizbullah "karena mereka telah dikalahkan secara militer", mengacu pada perang tahun lalu antara kelompok tersebut dan Israel.

“Dan kami telah menetapkan batasan yang jelas dari Amerika Serikat bahwa mereka tidak akan dapat meneror rakyat Lebanon, dan itu termasuk dengan menjadi bagian dari pemerintah,” ujar dia.

Ortagus secara luas diharapkan menyampaikan pesan yang tegas kepada pejabat Lebanon tentang Hizbullah, yang digempur serangan udara Israel dan operasi darat selama berbulan-bulan di Lebanon selatan tahun lalu.

Pertempuran berakhir pada akhir November dengan gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat dan Prancis yang menetapkan batas waktu 60 hari bagi Israel untuk mundur dari Lebanon selatan, Hizbullah untuk menarik para pejuang dan senjatanya, dan pasukan Lebanon dikerahkan ke wilayah tersebut.

Batas waktu tersebut diperpanjang hingga 18 Februari. Ortagus merujuk pada tanggal baru tersebut pada hari Jumat tetapi tidak secara eksplisit mengatakan tentara Israel (IDF) akan mundur dari wilayah Lebanon.

“Tanggal 18 Februari akan menjadi tanggal penempatan kembali, saat pasukan IDF akan menyelesaikan penempatan kembali mereka, dan tentu saja, pasukan (Lebanon) akan menyusul mereka, jadi kami sangat berkomitmen pada tanggal pasti itu,” papar dia.

Ortagus diperkirakan akan bertemu dengan Perdana Menteri terpilih Lebanon, Nawaf Salam, Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri yang juga memimpin Amal dan melakukan perjalanan ke Lebanon selatan bersama tentara Lebanon.

Topik Menarik