Penampakan Pintu 13 Stadion Kanjuruhan usai Revitalisasi: Berdiri Pohon Rindang
Proses revitalisasi Stadion Kanjuruhan di Malang telah selesai. Stadion ini merupakan tempat terjadinya tragedi memilukan pada 1 Oktober 2022, yang merenggut 135 nyawa dalam laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Revitalisasi dilakukan secara total untuk memastikan stadion menjadi tempat yang lebih aman dan layak.
Meski mengalami renovasi besar, struktur asli Stadion Kanjuruhan tetap dipertahankan. Desain dasarnya tidak sepenuhnya berubah, namun terdapat perbaikan signifikan pada bagian tangga dan tribun penonton. Tangga kini dibuat lebih landai, mengurangi tingkat kemiringan yang sebelumnya cukup curam.
Aroma Belanda di Timnas Indonesia, Gaya Bermain Skuad Garuda Menyerang dengan Formasi 4-3-3
Salah satu perubahan paling mencolok terlihat pada Pintu 13, lokasi yang menjadi saksi bisu tragedi tersebut. Area ini dirombak total, meninggalkan hanya pintu dan jendela yang dulu rusak akibat insiden tragis itu. Pintu 13 menjadi sorotan karena sebelumnya memicu polemik dan protes dari sejumlah keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
Di sebelah selatan Pintu 13, berdiri sebuah monumen yang menjadi simbol tragedi tersebut. Monumen ini memiliki desain atap berbentuk kepak sayap burung, menyimbolkan harapan dan penghormatan.
Di bawahnya, terdapat diorama yang menggambarkan kepanikan para suporter saat insiden terjadi, hingga momen-momen tragis ketika nyawa mereka melayang. Nama-nama 135 korban tragedi juga diabadikan pada monumen tersebut, mengingatkan pengunjung akan peristiwa yang tidak boleh terulang.
Lingkungan Baru yang Lebih Ramah dan Aman
Revitalisasi Stadion Kanjuruhan diharapkan menjadi tonggak baru dalam sejarah sepak bola Indonesia, sekaligus upaya untuk menghormati para korban Tragedi Kanjuruhan. Ini juga menjadi pengingat bahwa keselamatan dan kenyamanan harus menjadi prioritas utama dalam setiap pertandingan.