Ilmuwan Temukan Spesies Ulat Pemakan Plastik
ParaDdi Pusat Internasional untuk Fisiologi dan Ekologi Serangga (ICIPE) yang berbasis di Nairobi pada hari Senin mengumumkan penemuan yang menjanjikan untuk mengatasi masalah sampah plastik melalui ulat bambu kecil.
Para ilmuwan di ICIPE menemukan bahwa larva spesies kumbang gelap yang dikenal dengan nama ilmiah "Alphitobius" mampu memakan plastik yang berkontribusi terhadap polusi global, lapor Xinhua.
Ilmuwan senior ICIPE dan peneliti utama studi tersebut, Fathiya Khamis mengatakan para peneliti juga telah mengidentifikasi konsorsium bakteri penting dalam usus ulat bambu yang membantu pencernaan plastik.
“Meski sering dianggap sebagai cacing biasa, ulat bambu adalah larva kumbang berwarna gelap. Di seluruh dunia, larva spesies kumbang gelap yang disebut “Tenebrio molitor” digunakan untuk menguraikan plastik,” kata Khamis dalam pernyataan yang dikeluarkan di Nairobi.
Ia mengatakan meskipun Afrika hanya memproduksi lima persen dan menggunakan empat persen plastik global, terdapat peningkatan penggunaan plastik sekali pakai, menjadikan benua ini sebagai benua kedua yang paling tercemar.
Khamis mengatakan para ilmuwan menguji kemampuan ulat bambu kecil untuk memakan polistiren.
“Pengetahuan ini dapat dimanfaatkan untuk mengatasi polusi sampah plastik sekaligus memaksimalkan manfaat ulat bambu, yang merupakan bagian dari populasi serangga yang kaya nutrisi dan dapat dimakan,” kata Abdou Tenkouano, direktur jenderal ICIPE.
Ia mengatakan studi ICIPE juga memperluas pengetahuan tentang bioremediasi, yaitu penggunaan mikroorganisme untuk membersihkan ekosistem yang tercemar, termasuk tanah dan air tanah.
Rekan peneliti Evalyne Ndotono mengatakan tim peneliti sedang melakukan penelitian tambahan untuk memahami proses ulat bambu mengonsumsi polistiren dan untuk mengetahui apakah mereka memperoleh manfaat nutrisi dari bahan tersebut.
Ia menjelaskan, limbah polistiren berasal dari aplikasi komersial dalam bentuk paling umum, styrofoam, yang digunakan dalam wadah penyimpanan makanan, kemasan perkakas, piring dan gelas sekali pakai, serta insulasi dalam konstruksi.