Jenderal IRGC Ungkap Iran Serang 12 Kapal Israel

Jenderal IRGC Ungkap Iran Serang 12 Kapal Israel

Global | sindonews | Minggu, 8 September 2024 - 12:55
share

Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Mayor Jenderal Hossein Salami mengungkap bahwa pasukannya telah menyerang 12 kapal Israel di utara Samudra Hindia dan di tempat lain.

Menurutnya, itu sebagai respons atas serangan Israel terhadap 14 kapal Iran.

Jenderal Salami pada Sabtu mengungkap pertempuran maritim tersebut selama pertemuan di Teheran antara Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan komandan Markas Besar Konstruksi Khatam al-Anbiya, sebuah entitas yang dikendalikan oleh IRGC.

Dia tidak mengungkap tanggal pasti pertempuran itu. Namun, perseteruan antara Iran dan Israel pecah tak lama setelah pemberlakuan kembali sanksi Amerika Serikat terhadap Teheran pada tahun 2018.

Menurut Salami, Israel menyerang 14 kapal Iran untuk mengganggu ekspor minyak Iran.

"Awalnya, kami tidak menyadari siapa atau negara mana yang menargetkan kapal-kapal tersebut, tetapi kami akhirnya mengetahui bahwa Israel-lah yang melakukannya secara rahasia dan samar, ujarnya, seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (8/9/2024).

"Di sebelah utara Samudra Hindia dan di tempat yang berbeda, kami menyerang 12 kapal Israel. Setelah menyerang kapal kelima, mereka mengangkat tangan mereka sebagai tanda menyerah dan mengatakan mereka akan menghentikan perang antarkapal," katanya.

Lebih lanjut, jenderal IRGC tersebut mengungkitaksi saling sita kapalantara Iran dengan Inggris.

"Inggris menyita kapal kami di Gibraltar, dan kami menyita kapal Stena Impero sebagai gantinya, yang mendorong mereka untuk menyerah. Mereka menyita dua kapal kami di Yunani, kami mengambil dua kapal mereka, dan akhirnya mereka menyerah."

Jenderal Salami merenungkan enam tahun terakhir, yang ditandai oleh sanksi, pandemi Covid-19, dan upaya isolasi politik.

"Musuh kami menempatkan kami di persimpangan sanksi, pandemi Covid-19, (mantan Presiden AS Donald) Trump (yang tidak kalah berbahayanya dengan Covid-19), ancaman operasi militer, dan tekanan untuk isolasi politik," kata Salami, menceritakan tantangan seperti pembunuhan Letnan Jenderal Qassem Soleimani dan dampak sanksi ekonomi.

"Mereka mencoba mengisolasi kami secara politik. Kami perlu menciptakan pencegahan terhadap ancaman ini dari berbagai arah. Pertama, kami perlu mengamankan jalur pelayaran. Ketika Amerika mencoba merebut salah satu kapal kami, pasukan kami mencegahnya, dan Amerika dipermalukan. Setelah itu, penegakan sanksi mulai memburuk," imbuhnya.

Selain itu, dia memuji keberhasilan IRGC dalam melawan ancaman ekstremis di luar negeri dan menjaga kapal tanker minyak Iran, dengan mencatat bahwa ancaman Amerika gagal terwujud setelah IRGC mensimulasikan operasi untuk menangkap kapal tanker AS.

"Kami berhasil menutup semua jalur yang dibuka musuh untuk melawan kami, dan saat ini rute pengiriman yang paling aman adalah yang digunakan oleh kapal-kapal Iran. Amerika mengancam akan menyita dua kapal tanker minyak kami saat mereka menuju Venezuela. Saya pergi bersama Jenderal Tangsiri dan melakukan simulasi operasi untuk menangkap kapal tanker Amerika, yang kami umumkan melalui radio. Ketika Amerika melihat ini, kapal tanker kami tiba dengan selamat," katanya.