Ibu Almarhumah dr Aulia Risma Menangis Duka, Tuntut Keadilan, Terluka Kehilangan Anak dan Suami

Ibu Almarhumah dr Aulia Risma Menangis Duka, Tuntut Keadilan, Terluka Kehilangan Anak dan Suami

Terkini | semarang.inews.id | Kamis, 19 September 2024 - 10:30
share

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Nusmatun Marinah, ibunda almarhumah dr. Aulia Risma Lestari, tak kuasa menahan tangis saat ia menyuarakan keadilan untuk putrinya.

Dengan isak tangis, ia meminta Undip Semarang, tempat anaknya menempuh pendidikan sebagai mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi, untuk membantu mencari keadilan.

"Tolong bantu saya mencari keadilan," kata Nusmatun dalam konferensi pers di Semarang, Rabu (18/9/2024).

Nusmatun menangis histeris saat menceritakan kesedihannya ditinggal anaknya saat menjalani pendidikan di PPDS Undip. Ia juga harus menerima kenyataan pahit bahwa suaminya mengikuti jejak anaknya setelah beberapa hari kepergian putrinya.

Kehilangan dua orang yang dicintainya membuatnya sangat terpukul. Ia berharap ada keadilan serta pihak yang bertanggung jawab atas kematian putrinya.

"Anak saya sudah tidak ada. Dia sekolah untuk mencari ilmu, tapi apa yang terjadi? Bukan hanya anak saya, suami saya juga. Saya minta keadilan," ujarnya.


Ibu almarhum dr Aulia Risma menangis menceritakan penderitaannya ditnggal anak dan suami tercinta. Foto: iNews/Krsitadi
 

Nusmatun mengaku mengirimkan uang setiap bulan selama almarhumah mengikuti PPDS di Undip Semarang. Menurut pengakuan almarhumah, uang tersebut digunakan untuk kebutuhan senior hingga angkatannya.

Hingga Agustus, saat dr. Aulia meninggal, keluarga masih mengirimkan uang yang totalnya mencapai Rp225 juta. Namun, mereka tidak mengetahui secara pasti penggunaan uang tersebut.

Sementara itu, kuasa hukum keluarga dr. Aulia, Misyal Achmad, optimistis bahwa kasus ini akan terbuka dan ada tersangka dari bukti-bukti perundungan dan pemerasan yang telah disampaikan ke polisi.

"Insya Allah, tidak sampai 20 hari lagi akan ada tersangka terkait pemerasan. Untuk perundungan, pelapornya harus masih hidup. Ada tiga yang akan melapor, namun mereka butuh jaminan keamanan dari Kemenkes dan Kemendikbud," katanya.

Di sisi lain, penyidik Ditreskrimum Polda Jateng terus mengumpulkan bukti dan saksi. Sampai saat ini, 34 saksi telah diperiksa dan jumlahnya mungkin akan bertambah.

Sebelumnya, mahasiswi PPDS Fakultas Kedokteran Undip Semarang meninggal dunia diduga bunuh diri di tempat kosnya di Jalan Lempongsari, Kota Semarang. Korban ditemukan pada 12 Agustus 2024 dan diduga terkait dengan perundungan di tempatnya menempuh pendidikan.

Keluarga korban telah melaporkan dugaan perundungan tersebut ke Polda Jateng pada 4 September 2024.

Topik Menarik