Pangeran William Kirim Sinyal Damai, Tak Ingin Harry-Meghan Markle Dipermalukan soal Gelar Kerajaan

Pangeran William Kirim Sinyal Damai, Tak Ingin Harry-Meghan Markle Dipermalukan soal Gelar Kerajaan

Seleb | sindonews | Senin, 26 Mei 2025 - 10:00
share

Di tengah tekanan publik dan perdebatan yang terus bergulir terkait gelar bangsawan milik Pangeran Harry dan Meghan Markle, Pangeran William dikabarkan memilih langkah hati-hati. Ia disebut menolak gagasan pencabutan resmi gelar Duke dan Duchess of Sussex, karena khawatir hal tersebut akan mempermalukan sang adik dan memperburuk hubungan keluarga yang sudah renggang.

Pangeran Harry dan Meghan Markle, yang meninggalkan tugas kerajaan mereka sejak 2020 dan kini tinggal di California, masih menggunakan gelar mereka untuk sejumlah kegiatan publik dan proyek berlabel pribadi. Meskipun tidak lagi diizinkan memakai gelar HRH (His/Her Royal Highness) dalam konteks komersial, pasangan ini tetap menyandang gelar resmi yang diberikan oleh mendiang Ratu Elizabeth II saat pernikahan mereka.

Isu seputar gelar HRH kembali menjadi sorotan publik setelah Meghan diketahui menggunakan gaya tersebut dalam kartu hadiah baru-baru ini. Dalam catatan yang disematkan pada keranjang hadiah tersebut, tertulis "Dengan pujian dari HRH The Duchess of Sussex". Langkah ini langsung menuai kritik, terutama dari mereka yang menilai hal itu sebagai bentuk penyalahgunaan simbol kerajaan untuk tujuan pribadi.

Pihak Sussex bersikeras bahwa penggunaan gelar HRH masih sah dalam konteks pribadi dan non-komersial. Namun, sebagian publik dan pengamat kerajaan menganggap tindakan tersebut justru mencampuradukkan masa lalu kerajaan dengan status independen mereka saat ini.

 

Foto/People

Di sisi lain, pakar kerajaan Jennie Bond mengungkapkan kepada The Mirror bahwa meskipun ada tekanan dari masyarakat Inggris untuk mencabut gelar bangsawan pasangan itu, William sebagai penerus takhta selanjutnya tidak ingin mengambil langkah yang terkesan keras.

"Secara teknis, memang ada celah hukum untuk mencabut gelar tertentu. Namun, gelar seperti Duke of Sussex tidak bisa dihapus begitu saja. Itu akan memerlukan tindakan dari Parlemen," jelas Bond dilansir dari Marca, Senin (26/5/2025).

Bond menambahkan bahwa suami Kata Middleton itu sangat menyadari dampak diplomatik dan emosional dari pencabutan gelar secara resmi. Terutama di mata publik internasional dan media Amerika, yang masih mengagumi status bangsawan pasangan Sussex.

Selain itu, menghapus gelar kerajaan bukanlah perkara sederhana. Sejarah mencatat bahwa Raja Edward VIII tetap menyandang gelar Duke of Windsor sepanjang hidupnya meski telah turun takhta dan hidup di pengasingan. Situasi itu mencerminkan betapa rumit dan sensitifnya proses penghapusan gelar, apalagi jika melibatkan hubungan keluarga dekat seperti Harry dan William.

Bond juga menyampaikan bahwa keputusan semacam itu mungkin dianggap tidak penting dibanding berbagai masalah mendesak lain yang tengah dihadapi pemerintah Inggris. "Akan sangat berani bagi pemerintah mana pun untuk mencampuri urusan ini," katanya.

Sementara itu, anak-anak Harry dan Meghan, Pangeran Archie dan Putri Lilibet, secara otomatis berhak menyandang gelar kerajaan sejak kakek mereka, Raja Charles III, naik takhta. Meski langkah ini memicu kritik, terutama dari mereka yang menilai bahwa anak bangsawan yang tidak menjalankan tugas kerajaan tidak seharusnya mendapatkan gelar, keluarga Sussex menegaskan bahwa hak tersebut didasarkan pada ketentuan yang telah disepakati dengan Istana Buckingham.

Dalam situasi yang masih belum membaik antara adik dan kakak tersebut, sang pewaris takhta tampaknya memilih untuk menjaga jarak tanpa menambah konflik baru. Bond menilai bahwa William lebih memilih menjaga stabilitas ketimbang menyeret konflik pribadi ke ruang publik.

"Hubungan mereka mungkin tak akan pulih sepenuhnya, tapi William tampaknya enggan menempuh jalur konfrontatif seperti mencabut gelar," ujar Bond.

Menurutnya, langkah seperti itu bisa saja membuat putra bungsu Charles dan mendiang Putri Diana tersebut serta istrinya merasa semakin tersingkir dan memperburuk citra institusi kerajaan di mata dunia, terutama di Amerika Serikat.

Topik Menarik