Ernest Prakasa dan Soleh Solihun Beri Tanggapan Soal Program Tapera
JAKARTA - Ernest Prakasa ikut berkomentar soal program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang belakangan ini ramai menjadi pembahasan masyarakat Indonesia. Diketahui, program Tapera nantinya akan berimbas pada pemotongan gaji karyawan swasta.
Ernest tampaknya heran dengan kebijakan pemerintah yang satu ini. Sebab, penghitungan total biaya dengan waktu cicilan dirasa tak masuk akal.
"APAAN SIH??????????" tulis Ernest Prakasa di akun X-nya, dikutip Selasa (28/5/024).
Pendapat senada juga disampaikan rekan sejawat Ernest, Soleh Solihun. Bedanya, Soleh masih berusaha memahami kebijakan ini dengan memberi contoh penghitungan versinya.
Ernest Prakasa dan Soleh Solihun beri tanggapan soal program Tapera (Foto: MPI)
"Kalau gaji 10 juta per bulan dipotong tapera 3 = 300 ribu/bulan, 1 tahun = 3,6 juta," tulis Soleh.
Soleh pun mempertegas kalau seseorang dengan gaji Rp10 juta baru akan memiliki rumah 100 tahun kemudian jika menjalani program iuran Tapera.
Namun sejatinya, Soleh tampak masih belum memahami betul soal hitungan waktu iuran program tersebut.
"100 tahun menabung akhirnya bisa deh dapet rumah yang harganya 360 juta. Ngitungnya gitu gak sih?" pungkasnya.
Diketahui, program Tapera pada dasarnya ditujukan untuk menghimpun dan menyediakan dana murah jangka panjang yang berkelanjutan untuk pembiayaan perumahan dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau bagi peserta iuran.