Review Film: The Exorcist Believer, Ketika Harapan Besar Mampu Kalahkan Roh Jahat
Sebagai penggemar film horor, kamu pasti udah enggak asing sama franchise film The Exocist . Selalu sukses menghantui sejak The Exorcist (1973), di tahun ini The Exorcist Believer juga nggak kalah menarik buat ditonton .
Film ini diarahkan oleh David Gordon Green, sutardara yang juga pernah mengarahkan film horor populer Trilogy Halloween. Penasaran? Yuk, simak ulasannya di bawah ini!
Sinopsis
https://www.youtube.com/watch?v=PIxpPMyGcpU
Sebuah bencana gempa bumi tiba-tiba terjadi di Afrika k etika Sorenne dan Victor Fielding tengah berlibur di sana. Sayangnya saat gempa bumi berlangsung, Victor sedang berada di luar penginapan untuk memotret kearifan lokal. Sementara itu, Sorenne bersama kandungannya terjebak di penginapan. Melihat kondisinya yang parah, dokter mengatakan bahwa harus ada salah satu nyawa yang dikorbankan, antara Sorenne atau bayi yang ada di kandungannya.
Tahun demi tahun berjalan, Angela, bayi yang ada di kandungan Sorene, kini sudah beranjak remaja. Ia sangat dekat dengan Victor, sang ayah. Momen kehilangan istri tercinta beberapa tahun silan pun bahkan membuat Victor jadi sosok ayah yang cukup protective pada putri semata wayangnya.
Seperti remaja pada umumnya, Angela memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, juga terlihat tengah menyembunyikan sesautu dari ayahnya. Benar saja, ia bersama sahabatnya, Katherine, diam-diam pergi ke hutan untuk melakukan sebuah ritual pemanggilan arwah, agar ia bisa bertemu dengan ibunya yang sudah tiada sejak Angela dilahirkan.

Tak kunjung pulang, Ayah Angela dan kedua orang tua Katherine pun akhirnya mencari putri mereka, hingga ke hutan. Namun, yang ditemukan hanya barang-barang mereka saja. Siapa sangka, pada hari ketiga Angela dan Katherine akhirnya ditemukan di sebuah peternakan berjarak puluhan meter dari kota. Anehnya, perubahan perilaku mengkhawatirkan terjadi pada keduanya.
Awalnya, Victor bersikukuh tidak ingin mempercayai hal-hal supranatural. Namun, semakin lama kondisi Angela dan Katherine semakin mengkhawatirkan. Tetangganya yang juga bekerja sebagai perawat, Ann, pun mendatangi Victor dan memberinya buku bertajuk A Mother\'s Explanation: The Journey From Possesion To Now karya Chirs Macneil.
Chris Macneil adalah seorang ibu dari putri bernama Regan, yang juga sempat mengalami hal serupa dengan Angela maupun Katherine. Victor pun bergegas menemui Macneil untuk meminta bantuannya. Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Lebih dari kisah horor, The Exorcist Believer menggambarkan bahwa besarnya harapan dapat menyembuhkan

Salah satu yang membuat film The Exorcist Believer ini menarik ada pada makna tersirat yang ingin disampaikan. Tentang sebuah harapan yang teguh dari seorang ayah untuk anaknya. Bayangkan saja, seorang single parent harus bertahan di tengah kondisi anaknya yang sudah sangat mengkhawatirkan. Meski sempat goyah, namun Victor mencoba untuk tidak kehilangan harapannya.
Seperti halnya Macneil yang tetap mempertahankan harapannya yang besar pada putrinya, Regan, yang tak kunjung pulang. Bukan hanya itu, keberagaman juga coba digambarkan film ini, baik itu dalam aspek religi maupun komunitas. Dan lagi-lagi, harapan- lah yang menyatukan perbedaan tersebut.
Pendapat saya

Saya selalu menyukai film horor yang bukan hanya mengandalkan jumpscare mengagetkan . Don\'t get me wrong, bukan berarti jumpscare dalam horor itu buruk, ya. Namun, akan lebih baik jika "rasa takut" itu bisa berasal dari banyak hal lain, entah itu dari ambience yang dibangun , karakter yang kuat, maupun alur ceritanya.
Nah, The Exorcist Believer ini sendiri menurut saya bukan hanya mengadalkan jumpscare saja. Film ini berhasil menghadirkan karakter yang kuat dan alur cerita yang cukup rapi. Apresiasi besar untuk MUA yang berhasil membuat penampilan Lidya Jewett sebagai Angela dan Olivia Marcum sebagai Katherine menjadi terlihat mengerikan, namun tetap sesuai porsinya.
Selain dari dukungan riasan, Lidya dan Olivia juga berhasil menghidupkan karakternya masing-masing dengan totalitas. Chesmistry antara Victor dan Lidya sebagai ayah-anak juga patut diacungi jempol.
Sementara itu, dari segi alur cerita, The Exorcist Believer ini cukup mudah untuk diikuti. Film ini banyak menghadirkan ritual dari beragam kepercayaan. Risetnya terlihat cukup mendalam, sehingga eksekusinya pun tidak mengecewakan.
Meski begitu, dari segi ambience yang dibangun, menurut saya masih bisa dibuat lebih maksimal lagi. Ambience dalam film ini belum cukup membuat saya merinding. Perlu ada dukungan dari kemunculan karakter Angela dan Katherine yang sedang kerasukan.
Meski begitu, overall film ini menarik untuk ditonton. Terlebih jika kamu menyaksikan film-film franchise The Exorcist sebelumnya. Kehadiran karakter Macneil dan putrinya, Regan yang ikonis terasa sangat nostaligic . Tapi jika belum menontonnya nggak perlu khawatir, karena film ini memiliki alur yang berdiri sendiri.
Patut masuk watch list buat menyambut Halloween, film garapan David Gordon Green ini mulai rilis di bioskop Indonesia mulai 4 Oktober kemarin.






