Profil Ahmad Yani, Jenderal TNI yang Menjadi Korban G30SPKI

Profil Ahmad Yani, Jenderal TNI yang Menjadi Korban G30SPKI

Seleb | BuddyKu | Senin, 25 September 2023 - 13:33
share

JAKARTA - Profil Ahmad Yani, Jenderal TNI yang menjadi korban G30SPKI akan dibahas lengkap dalam artikel ini.

Jenderal Ahmad Yani dikenal sebagai Panglima TNI Angkatan Darat (TNI AD). Jenderal Ahmad Yani termasuk salah satu korban dari tujuh perwira tinggi militer TNI AD yang gugur dalam pemberontakan G30S/PKI di tahun 1965.

Misteri Sandi Gerakan Politik PKI dari Senam Revolusioner hingga Ibu Pertiwi Hamil Tua

Meskipun jenazah Jenderal Ahmad Yani sempat dibuang ke Lubang Buaya, Saat ini jenazah Ahmad Yani sudah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Berikut profil singkat mengenai Jenderal Ahmad Yani.

Dikutip dari situs Kepustakaan Presiden Perpusnas, Senin (25/09/2023) Jenderal Anumerta Ahmad Yani adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Beliau dilahirkan di Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 19 Juni 1922. Ia wafat di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965. Ahmad Yani merupakan anak dari pasangan Sarjo bin Suharyo dan Murtini.

Provokasi Politik Orang-orang PKI Jelang Peristiwa 30 September 1965

Pendidikan Ahmad Yani diawalinya di HIS yang merupakan sebuah sekolah setingkat dengan Sekolah Dasar zaman belanda di Bogor. Ia menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1935. Ia kemudian melanjutkan sekolahnya ke MULO yang merupakan sebuah sekolah setingkat dengan Sekolah Menegah Pertama pada zaman Belanda di Bogor. Setelah tamat dari sana pada tahun 1938, selanjutnya ia masuk ke AMS sekolah setingkat dengan Sekolah Menengah Umum di Jakarta. Ia menyelesaikan pendidikannya di AMS pada tahun 1940.

Saat di AMS, Ahmad Yani hanya menjalani sekolah sampai kelas dua. Hal ini dikarenakan adanya milisi yang dicanangkan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Ahmad Yani kemudian menerima pendidikan militernya di Dinas Topografi Militer di Malang, dilanjutkan dengan pendidikan yang lebih intensif di Bogor.

Dari sana, Ahmad Yani memulai karir militernya dengan pangkat sersan. Kemudian, setelah tahun 1942 setelah Jepang menduduki Indonesia, ia juga mengikuti pendidikan Heibo di Magelang dan kemudian masuk Tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.

Selama Perang Kemerdekaan, ia menorehkan berbagai prestasi. Ia berhasil merampas senjata Jepang di Magelang. Ketika Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dibentuk, Ahmad Yani ditunjuk sebagai komandan TKR Purwokerto.

Ketika Agresi Militer Belanda pertama terjadi, pasukannya yang beroperasi di wilayah Pingit mampu menahan serangan Belanda di wilayah tersebut.

Oleh karena itu, ketika Agresi Militer Belanda kedua terjadi, ia diberi jabatan sebagai komandan Wehrkreise II, yang meliputi wilayah pertahanan Kedu.

Topik Menarik