Biografi Auguste Comte, Mengenal Sosok Bapak Sosiologi Dunia
JAKARTA, iNews.id - Biografi Auguste Comte yang dikenal dengan bapak sosiologi dunia adalah seorang filsuf, matematikawan, dan ilmuwan sosial. Namun ia dikenal sebagai pendiri positivisme.
Positivisme adalah cara berpikir tentang filsafat dan sejarah ilmu pengetahuan serta teori tentang bagaimana masyarakat berubah seiring waktu. Dikatakan bahwa pengetahuan sejati berasal dari observasi dan eksperimen, dan kemajuan sosial dan intelektual merupakan perpindahan dari agama ke metafisika dan ke sains.
Biografi Auguste Comte
Isidore Auguste Marie Francois Xavier Comte atau dikenal dengan Auguste Comte adalah seorang filsuf asal Perancis yang dikenal karena berhasil menemukan bidang ilmu baru di zaman itu yaitu ilmu sosiologi.
Dia lahir pada tahun 19 Januari 1798 di daerah Montpellier, Perancis. Comte hidup didalam keluarga Katolik Roma yang kuat dengan paham royalis dan religius. Ayahnya bernama Louis Comte yang seorang pejabat pajak dan ibunya bernama Rosalie Boyer.
Perjalanan Hidup Comte
Sejak usia dini ia menolak Katolik Roma dan royalisme karena bertentangan dengan suasana republikanisme dan skeptisisme yang berkembang di Perancis pasca-Revolusi Perancis. Pendidikan Comte dimulai ketika memiliki guru privat sampaiusia 9 tahun. Setelah itu, dia bersekolah di Kota Montpellier.
Pada usia 16 tahun, ia diterima di cole Polytechnique di Paris pada tahun 1814. Namun, monarki Bourbon menutup sekolah tersebut dua tahun kemudian karena alasan politik.
Comte muda sangat tertarik pada filsafat, sejarah, dan perkembangan kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Dia banyak belajar dari pemikiran-pemikiran tokoh filsuf politik Perancis pada abad ke-18 seperti Montesquieu, Marquis de Condorcet, A.-R.-J. Turgot, dan Joseph de Maistre. Salah satu kenalannya yang paling berpengaruh di Paris adalah Henri de Saint-Simon, pendiri sosialisme. Meskipun memiliki persamaan gagasan dengan Saint-Simon, mereka akhirnya berpisah.
Pada tahun 1826 Comte mulai memberikan ceramah tentang sistem filsafat positif yang disusunnya, tetapi ia mengalami gangguan saraf serius. Setelah sembuh, ia melanjutkan ceramah dan akhirnya menerbitkan karyanya dalam enam volume yang disebut Cours de Philosophie Positive antara tahun 1830 dan 1842.
Pada tahun 1832 Comte juga menjadi tutor dan kemudian penguji di cole Polytechnique yang dihidupkan kembali. Namun pada tahun 1842, ia kehilangan jabatannya dan sebagian besar penghasilannya setelah bertengkar dengan direktur sekolah. Selama sisa hidupnya, ia mendapatkan dukungan dari pengagum Inggris seperti John Stuart Mill dan Maximilien Littr di Perancis.
Comte menikah dengan Caroline Massin pada tahun 1825, tetapi pernikahan mereka tidak bahagia dan mereka berpisah pada tahun 1842. Pada tahun 1845, ia memiliki pengalaman emosional mendalam dengan Clotilde de Vaux yang meninggal karena TBC di tahun berikutnya. Episode ini mempengaruhi pemikiran dan tulisannya tentang peran perempuan dalam masyarakat positivis yang ingin ia bangun.
Setelah kematian Clotilde de Vaux, Comte menghabiskan waktu untuk menyusun karya lain yang berjudul Sistem politik positif yang menyelesaikan formulasi sosiologinya. Ia mengedepankan moralitas dan kemajuan moral sebagai fokus utama pengetahuan manusia dan pemerintahan. Karyanya mendapatkan pengakuan luas di Eropa dan memengaruhi banyak intelektual.
Comte meninggal karena kanker pada tanggal 5 september tahun 1857, ia meninggal di umur 59 tahun. Meskipun pribadinya agak muram dan egois, ia mengimbanginya dengan semangatnya untuk memajukan kesejahteraan umat manusia dan dedikasi terhadap ide-idenya. Karya-karyanya meskipun berat dan monoton dalam gaya tulisannya namun juga terkenal karena ruang lingkupnya yang besar dan pentingnya dalam pengembangan ilmu sosial modern.
Pemikiran Auguste Comte
Pada masa setelah Revolusi Perancis, masyarakat sedang mencari tatanan sosial baru yang stabil setelah masa konflik. Comte mengembangkan pemikiran positivisme, yang menjelaskan metode ilmiah sebagai dasar pengetahuan manusia. Ia juga memperkenalkan konsep hukum tiga tahap perkembangan intelektual manusia, dari tahap teologi hingga positif.
Sabrina Chairunnisa Ulang Tahun, Deddy Corbuzier Kirim Kue Bertulis Happy Birthday My Ex Wife
Comte mengambil inspirasi dari berbagai filsuf abad ke 18 dan 19 seperti David Hume, Immanuel Kant, dan Saint-Simon. Ia menganggap ilmu pengetahuan modern sebagai kunci untuk memahami dan memperbaiki masyarakat. Klasifikasi ilmu-ilmu yang ia usulkan mulai dari matematika hingga sosiologi, dengan sosiologi dianggap sebagai ilmu yang paling kompleks.
Dalam pemikirannya tentang sosiologi, Comte membaginya menjadi statica sosial (mengenai kekuatan yang menyatukan masyarakat) dan dinamika sosial (mengenai penyebab perubahan sosial). Ia juga memimpikan masyarakat Postifis Ideal yang dipengaruhi oleh struktur gereja Katolik Roma, meskipun dengan agama yang bersifat sekuler.
Meskipun pemikirannya kontroversial dan kadang-kadang dianggap sebagai reaksioner terhadap demokrasi, pengaruh Comte dalam pengembangan ilmu sosial tetap besar. Ia memperkenalkan konsep sosiologi dan pentingnya metode ilmiah dalam memahami masyarakat manusia. Karya-karya dan pemikirannya masih mempengaruhi ilmuwan sosial kontemporer seperti mile Durkheim dari Perancis dan Herbert Spencer serta Sir Edward Burnett Tylor dari Inggris.
Beberapa Teori-Teori Auguste Comte
Teori Positivisme - sebuah sistem pemikiran yang menekankan pentingnya metode ilmiah dalam memahami dunia dan masyarakat. Ia berpendapat bahwa pengetahuan hanya dapat didasarkan pada pengamatan empiris dan metode ilmiah, bukan pada spekulasi atau keyakinan agama.
Teori Hukum Tiga Tahap - Comte mengemukakan konsep hukum tiga tahap dalam perkembangan pengetahuan manusia. Tahap-tahap ini adalah tahap teologi, tahap metafisika, dan tahap positif. Masyarakat manusia bergerak dari penjelasan berdasarkan agama (teologi) menuju penjelasan berdasarkan prinsip-prinsip abstrak (metafisika) dan akhirnya menuju penjelasan berdasarkan hukum alam dan metode ilmiah (positif).
Teori Sosiologi - Comte adalah salah satu tokoh pertama yang merumuskan disiplin ilmu sosiologi. Ia memandang bahwa sosiologi adalah ilmu yang harus memahami hukum-hukum sosial yang mengatur perilaku manusia dan struktur masyarakat. Comte mengklasifikasikan sosiologi menjadi sosiologi statis (mempelajari struktur masyarakat) dan sosiologi dinamis (mempelajari perubahan dalam masyarakat.
Pemahaman Mengenai Hukum Tiga Tahap
Teori Hukum Tiga Tahap adalah konsep sentral yang dikembangkan oleh filsuf Prancis Auguste Comte dalam pemikirannya tentang perkembangan intelektual manusia dan evolusi pengetahuan manusia. Teori ini merinci tiga tahap sejarah pemikiran manusia yang berkembang dari tahap teologi ke tahap metafisika dan akhirnya ke tahap positif. Ini adalah konsep kunci dalam filsafat positivisme Comte. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang teori Hukum Tiga Tahap:
Tahap Teologi
Tahap pertama dalam perkembangan intelektual manusia adalah tahap teologi. Pada tahap ini, manusia menjelaskan fenomena alam, kejadian, dan kehidupan sosial dalam istilah keagamaan dan spiritual. Masyarakat cenderung menjadikan dewa atau entitas supranatural sebagai penjelas untuk segala sesuatu yang tidak dapat mereka pahami. Keyakinan dalam kekuatan gaib dan eksplanasi berdasarkan mitos dan agama mendominasi pemikiran manusia pada tahap ini.
Tahap Metafisika
Tahap kedua dalam perkembangan intelektual adalah tahap metafisika. Pada tahap ini, manusia mulai meninggalkan penjelasan berdasarkan entitas gaib, tetapi mereka masih mencari prinsip-prinsip abstrak yang mendasari fenomena alam dan sosial. Mereka mencoba menjelaskan melalui konsep-konsep seperti esensi, sebab akhir, dan abstraksi lainnya yang tidak bisa diamati secara langsung. Pada tahap ini, penjelasan semakin berfokus pada ide-ide filosofis dan abstrak daripada pada eksperimen dan observasi empiris.
Tahap Positif
Tahap ketiga dan terakhir dalam teori Hukum Tiga Tahap adalah tahap positif. Pada tahap ini, manusia mulai mengadopsi metode ilmiah dan penjelasan berdasarkan fenomena alam yang dapat diamati dan diukur. Mereka meninggalkan eksplanasi yang bergantung pada entitas gaib atau konsep-konsep abstrak dan mulai mencari hukum-hukum alam, sebab-akibat yang dapat diuji melalui observasi dan eksperimen. Pada tahap ini, pemikiran manusia menjadi lebih rasional, empiris, dan berlandaskan bukti.
Auguste Comte menganggap tahap positif sebagai tahap puncak perkembangan intelektual manusia dan pengetahuan yang paling sah. Ia percaya bahwa semua ilmu harus berlandaskan pada metode ilmiah positif, dan pemikiran manusia harus diberlakukan dengan rasionalitas dan bukti empiris. Teori Hukum Tiga Tahap juga mencerminkan pemahaman Comte tentang evolusi masyarakat dan peran sosiologi dalam merumuskan hukum-hukum sosial yang dapat diuji.
Demikianlah sedikit penjelasan mengenai biografi Auguste Comte, seorang tokoh yang berperan besar dalam kemajuan sosial manusia.





