Sering Salah Arti, Apa sih Persamaan dan Perbedaan Sebutan Pastor, Pendeta, dan Imam?

Sering Salah Arti, Apa sih Persamaan dan Perbedaan Sebutan Pastor, Pendeta, dan Imam?

Seleb | BuddyKu | Selasa, 19 September 2023 - 11:33
share

JAKARTA, NETRALNEWS.COM- Bahasa Indonesia memuat aneka istilah untuk menyebut para pemimpin agama dan kepercayaan. Uniknya, beberapa istilah tersebut dipakai bersama oleh sejumlah penganut agama. Akan tetapi, ada pula istilah yang sejatinya tidak bisa dipertukarkan begitu saja.

Kita sering bingung membedakan makna pastor dan pendeta. Kata-kata tersebut memang saling terkait, namun toh tetap memiliki nuansa khas. Sejumlah wartawan dan jurnalis pun sering tidak cermat menggunakan kata pendeta dan pastor.

Kesalahan yang sering dilakukan ialah menerjemahkan Catholic priest sebagai pendeta Katolik. Padahal, Gereja Katolik tidak pernah menggunakan kata pendeta untuk menyebut pemimpin jemaatnya. Bagaimana duduk perkaranya? Apa perbedaan pastor dengan pendeta?


Kata pastor berasal dari kata Latin pastor (gembala). Pastor terkait dengan akar kata Proto Indo-Eropa *pa- yang berarti memberi makan dan melindungi. Sejak awal abad ke-15, kata ini kemudian digunakan untuk menyebut pemimpin jemaat gereja atau tugas pelayanannya.


Kamus daring Cambrigde mendefinisikan pastor sebagai seorang pemimpin keagamaan dalam gereja-gereja Kristen Protestan. Sementara kamus daring Merriam-Webster menakrifkan pastor sebagai seorang yang melayani sebuah jemaat lokal (tanpa membedakan Gereja Katolik atau Protestan).


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V mendefinisikan pastor sebagai pendeta atau padri. Kata pendeta memiliki tiga makna: orang pandai; pertapa; dan pemuka atau pemimpin agama atau jemaah (dalam agama Hindu atau Protestan).


Kata pendeta ini terkait dengan kata pandita . Menurut laman theatlantic.com, pandita merujuk pada orang yang telah menguasai kitab Weda. Pandita adalah sebutan bagi para Brahmin atau kelompok imam Hindu.


Sementara itu, kata imam dalam KBBI bermakna, antara lain: pemimpin umat/jemaah (Islam) dan pastor yang mempersembahkan kurban misa atau memimpin upacara di gereja (Katolik). Sinonim dari kata pastor ini adalah padri, yang dipakai dalam konteks Gereja Katolik dan Kristen Protestan.


Gereja Katolik di Indonesia sekarang ini lazimnya menggunakan kata pastor, imam, romo, dan pater untuk pemimpin jemaat lokalnya. Kata padri yang arkais sudah tidak lagi digunakan. Kata pendeta tidak pernah digunakan dalam lingkup Katolik.


Kata romo lazim digunakan jemaat Katolik dengan latar belakang budaya dan bahasa Jawa untuk menyebut semua imam Katolik. Di daerah berbahasa Sunda, kata yang digunakan adalah rama.


Di sejumlah daerah, misalnya di Nusa Tenggara Timur, romo digunakan untuk menyebut imam Katolik yang berstatus sebagai imam dioses (imam keuskupan tertentu). Sedangkan pater (dari bahasa Latin) umumnya digunakan untuk imam Katolik yang juga seorang biarawan yang mengucapkan kaul kemiskinan, ketaatan, dan kemurnian.


Kadang terjadi, seorang pater hanya ingin dipanggil pater saja. Ia tidak berkenan dipanggil romo. Inilah nuansa kebahasaan yang sangat partikular.


Adapun Gereja Kristen Protestan menggunakan kata pendeta dan pastor untuk menyebut pemimpin jemaat lokalnya. Dengan demikian, kata pastor umumnya dapat digunakan untuk menyebut pemuka Gereja Katolik maupun Kristen Protestan.


Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Karena itu, sebaiknya kita bertanya dahulu pada warga atau umat setempat ketika hendak menyebut pemimpin agama di tempat atau paguyuban tertentu.


Penulis: Bobby Steven MSF


Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


Topik Menarik