7 Ayat Alquran tentang Kebersihan, Arab, Latin, Artinya Lengkap Penjelasannya
JAKARTA, iNews.id - Ayat Alquran tentang kebersihan hendaknya menjadi pedoman bagi muslim dalam beribadah dan menjalani kehidupan sehari-hari. Sebab, Islam sangat menekankan pentingnya menjaga kebersihan.
Allah SWT pun sangat mencintai orang-orang yang menjaga kebersihan, seperti disebutkan dalam hadits berikut:
Artinya: Dari Shalih bin Abu Hassan ia berkata; Aku mendengar Said bin Al Musayyab berkata; Sesungguhnya Allah Maha Baik, dan menyukai kepada yang baik, Maha Bersih dan menyukai kepada yang bersih, Maha Pemurah, dan menyukai kemurahan, dan Maha Mulia dan menyukai kemuliaan, karena itu bersihkanlah diri kalian, (HR. Tirmidzi) [No. 2799 Maktabatu Al Maarif Riyadh].
Ahmad Sarwat dalam bukunya Fiqih Kontemporer Konsep Najis dan Kebersihan menjelaskan, menjaga kebersihan pada hakikatnya sebuah bentuk ritual agama dan bukan sekadar menjaga kebersihan.
Dalam syariat Islam, segala hal yang terkait dengan membersihkan diri dari segala bentuk najis, baik di badan, pakaian atau tempat ibadah, termasuk ke dalam thaharah.
Alasan Na Daehoon Mantap Ceraikan Jule
Termasuk juga segala bentuk ritual seperti berwudhu, mandi janabah, bertayammum, beristinja dan sejenisnya, juga termasuk ke dalam ibadah ritual, yang bila dikerjakan akan mendatangkan pahala.
Sebagian dari ritual thaharah itu ada yang hukumnya wajib, sehingga berdosa bila ditinggalkan, sebagian lainnya ada yang hukumnya sunnah, sehingga meski tidak berdosa bila ditinggalkan, namun seseorang akan mendapat pahala.
Sebagian lainnya berstatus sebagai syarat sah dari ritual ibadah lainnya, dimana tanpa ritual thaharah itu tidak dikerjakan, maka ibadah lainnya itu tidak sah dikerjakan. Berkaitan dengan masalah kebersihan, sudah dijelaskan dalam banyak ayat Alquran.
7 Ayat Alquran tentang Kebersihan
1. Surat Al Maidah Ayat 6 (Perintah Wudhu, Mandi Junub dan Tayamum)
Latin: Y ayyuhal-lana man i qumtum ila-alti fagsil wujhakum wa aidiyakum ilal-marfiqi wamsa biru\'sikum wa arjulakum ilal-kabain(i), wa in kuntum junuban faahhar, wa in kuntum mar au al safarin au j\'a aadum minkum minal-g\'ii au lmastumun-nis\'a falam tajid m\'an fa tayammam adan ayyiban famsa biwujhikum wa aidkum minh(u), m yurdullhu liyajala alaikum min arajiw wa lkiy yurdu liyuahhirakum wa liyutimma namatah alaikum laallakum tasykurn(a).
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah. Jika kamu sakit dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur. (QS. Al Maidah: 6)
Penjelasan
Ayat ini memberikan petunjuk tentang kebersihan yang harus dilakukan ketika hendak melakukan salat, yaitu cara menyucikan diri dengan berwudu, tayamum, dan mandi jika dalam kondisi junub.
2. Surat Al Baqarah Ayat 222 (Bersuci setelah Haid)
Latin: Wa yas\'alnaka anil-ma(i), qul huwa a(n), fatazilun-nis\'a fil-ma(i), wa l taqrabhunna att yahurn(a), fa\'i taahharna fa\'thunna min aiu amarakumullh(u), innallha yuibbut-tawwbna wa yuibbul-mutaahhirn(a).
Artinya: Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang haid. Katakanlah, Itu adalah suatu kotoran.65) Maka, jauhilah para istri (dari melakukan hubungan intim) pada waktu haid dan jangan kamu dekati mereka (untuk melakukan hubungan intim) hingga mereka suci (habis masa haid). Apabila mereka benar-benar suci (setelah mandi wajib), campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri. (QS. Al Baqarah: 222)
Penjelasan:
Ayat ini turun untuk menginformasikan apa yang harus dilakukan oleh suami ketika istrinya sedang haid. Katakanlah, wahai Rasulullah, bahwa haid itu adalah sesuatu, yakni darah yang keluar dari rahim wanita, yang kotor karena aromanya tidak sedap, tidak menyenangkan untuk dilihat, dan menimbulkan rasa sakit pada diri wanita.
Karena itu jauhilah dan jangan bercampur dengan istri pada waktu haid. Dan jangan kamu dekati mereka untuk bercampur bersamanya sebelum mereka suci dari darah haidnya. Apabila mereka telah suci dari haid dan mandi maka campurilah mereka sesuai dengan ketentuan yang diperintahkan Allah kepadamu jika kamu ingin bercampur dengan mereka. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dari segala kesalahan yang diperbuatnya dan menyukai orang yang menyucikan diri dari kotoran lahiriah dengan mandi atau wudu.
3. Surat An Nisa Ayat 43 (Perintah Mandi Junub)
Latin: Y ayyuhal-lana man l taqrabu-alta wa antum sukr att talam m taqlna wa l junuban ill bir sablin att tagtasil, wa in kuntum mar au al safarin au j\'a aadum minkum minal-g\'ii au lmastumun-nis\'a falam tajid m\'an fa tayammam adan ayyiban famsa biwujhikum wa aidkum, innnallha kna afuwwan gafr(n).
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati salat, sedangkan kamu dalam keadaan mabuk sampai kamu sadar akan apa yang kamu ucapkan dan jangan (pula menghampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub, kecuali sekadar berlalu (saja) sehingga kamu mandi (junub). Jika kamu sakit, sedang dalam perjalanan, salah seorang di antara kamu kembali dari tempat buang air, atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapati air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci). Usaplah wajah dan tanganmu (dengan debu itu). Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS. An Nisa: 43)
Penjelasan
Dalam ayat ini orang mukmin dilarang melaksanakan salat pada waktu ia berhadas besar. Larangan ini akan berakhir setelah ia mandi janabah, karena mandi akan membersihkan lahir dan batin. Di antara hikmah mandi, apabila seseorang sedang lesu, lelah dan lemah biasanya akan menjadi segar kembali, setelah ia mandi.
4. Surat Al Furqan Ayat 48
Latin: Wa huwal-la arsalar-riya busyram baina yadai ramatih(), wa anzaln minas-sam\'i m\'an ahr(n).
Artinya: Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan). Kami turunkan dari langit air yang sangat suci. (QS. Al Furqan: 48)
Penjelasan
Kekuasaan Allah yang ketiga ialah Dia yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira terutama bagi para petani bahwa hujan yang merupakan rahmat-Nya akan segera turun. Dia pula yang menurunkan air hujan yang amat jernih untuk membersihkan badan dan pakaian, terutama untuk minum dan keperluan lainnya.
5. Surat Asy Syu\'ara Ayat 89 (Hati yang Bersih)
Latin: Ill man atallha biqalbin salm(in).
Artinya: Kecuali, orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS. Asy Su\'ara: 89)
Penjelasan:
Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang diselamatkan hanyalah mereka yang akidahnya bersih dari unsur-unsur kemusyrikan dan akhlaknya mulia.
6. Surat Al Anfal ayat 11 (Bersuci dari Air Hujan)
Latin: I yugasysykumun-nusa amanatam minhu wa yunazzilu alaikum minas-sam\'i m\'al liyuahhirakum bih wa yuhiba ankum rijzasy-syaini wa liyarbia al qulbikum wa yuabbita bihil-aqdm(a).
Artinya: (Ingatlah) ketika Allah membuat kamu mengantuk sebagai penenteraman dari-Nya dan menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu, menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu, dan menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu. (QS. Al Anfal: 11)
Penjelasan
Ayat ini menjelaskan bahwa di antara nikmat lainnya Allah juga menurunkan air hujan dari langit kepa-damu. Air hujan itu berguna untuk menyucikan kamu dengan hujan itu, yakni dengan menggunakannya untuk berwudu, mandi wajib dan sunah, dan hujan itu juga menghilangkan gangguangangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu dalam menghadapi musuh serta memperteguh telapak kakimu, sebab tanah berupa pasir yang disiram air akan menjadi padat, sehingga mudah diinjak dan tidak membuat kaki tergelincir atau terbenam di pasir. Dengan cara itu pula Allah memperteguh pendirian kaum muslim.
7. Surat At Tubah Ayat 108 (Allah Mencintai Orang yang Bersih)
Latin: L taqum fhi abad(n), lamasjidun ussisa alat-taqw min awwali yaumin aaqqu an taqma fh(i), fhi rijluy yuibbna ay yataahhar, wallhu yuibbul-muahhirn(a).
Artinya: Janganlah engkau melaksanakan salat di dalamnya (masjid itu) selama-lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama lebih berhak engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang gemar membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang membersihkan diri. (QS. At Taubah: 108)
Penjelasan
Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa Allah menyukai orang-orang yang sangat menjaga kebersihan jiwa dan jasmaninya, karena mereka me-nganggap bahwa kesempurnaan manusia terletak pada kesucian lahir batinnya. Oleh sebab itu, mereka sangat membenci kekotoran lahiriyah, seperti kotoran pada badan, pakaian dan tempat, maupun kotoran batin yang timbul karena perbuatan maksiat terus menerus, serta budi pekerti yang buruk, misalnya riya dalam beramal, ataupun kikir dalam menyumbangkan harta untuk memperoleh keridaan Allah. Kecintaan Allah pada orang-orang yang suka mensucikan diri, adalah salah satu dari sifat-sifat kesempurnaan-Nya, Dia suka kepada kebaikan, kesempurnaan, kesucian, dan kebenaran.
Demikian ulasan ayat Alquran tentang kebersihan yang bisa dijadikan pedoman dalam beribadah dan menjalani aktivitas sehari-hari.
Wallahu A\'lam







