Hari Lahir Gus Dur Setahun Dua Kali, Kok Bisa?
JAKARTA KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur ternyata memiliki dua tanggal lahir. Beberapa dokumen menyebut Gus Dur lahir pada 7 September 1940. Namun, ada juga yang meyakini Gus Dur lahir pada 4 Agustus 1940.
Menurut dokumen resmi, Gus Dur atau Abdurrahman Wahid lahir pada 7 September 1940 di Jombang, Jawa Timur, demikian dilansir dari laman NU Online. Maka dari itu tanggal 4 Agustus 1940 adalah kelahiran Gus Dur yang legal sering disebut sebagai #HarlahGusDur dan 7 September 1940 adalah hari kelahiran Gus Dur yang asli sering disebut #UltahGusDur.
Hal tersebut terjadi dikarenakan pada saat masuk ke Sekolah Dasar, Gus Dur salah menyebutkan tanggal lahir kepada gurunya. Maka jangan heran jika dalam satu tahun diperingati dua kali kelahiran Gus Dur.
Humor Gus Dur: Nama Orang Madura dan Madrasah Putri bungsu Gus Dur, Inaya Wahid mengungkapkan, tanggal kelahiran sang ayah hingga kini masih jadi teka teki. Inaya mengatakan KTP Gus Dur sempat direvisi pada bagian tanggal lahir.
Kayaknya memang 8 Syakban karena memang dulu banget bapak sempat punya KTP 8 Agustus tapi terus berubah jadi 4 Agustus, jadi kayaknya delapan itu ambil dari Syakban itu, kata Inaya dalam sebuah kesempatan.
Sementara itu, Putri ketiga Gus Dur, Anita mengatakan bahwa terdapat dua versi tanggal lahir ayahandanya.
Kan ada 4 Agustus dan 4 Agustus ini adalah yang ada di dalam KTP, jadi legal gitu ya, tapi yang harus kita ingatkan Gus Dur lahir ketika zaman akta kelahiran belum ada gitu, jadi memang enggak ada catatan langsunglah gitu. Nah yang kedua itu kalau dilihat dari tanggalnya 4 Agustus, sementara ibu Aisyah Hamid adiknya Gus Dur itu lahirnya Juli tahun 1940, kata Anita.
Karena adiknya lahir 7 Juli 1940 maka sebetulnya ya logikanya itu Gus Dur lahir tahun 1939 begitu, tambahnya.
Anita mengatakan bahwa pihak keluarga tidak mempermasalahkan misteri tanggal lahir Gus Dur yang belum terpecahkan hingga saat ini.
Alasan Na Daehoon Mantap Ceraikan Jule
Jadi yang jelas kita punya 4 Agustus karena itu yang ada di KTP, kemudian kita punya 7 September karena itu yang ada dalam catatan tulisan tangan yang ditemukan oleh Aisyah Hamid, tetapi tahunnya tahun berapa kita juga belum tahu gitu, nah tulisannya sendiri tulisannya adalah delapan Syakban atau empat Syakban, lupa, ujar Anita.
Ia menuturkan bahwa ayahandanya pun tidak mau ambil pusing akan hal itu. Karena kita semua tidak ada yang bisa mengverifikasi dan Gus Dur sendiri juga tidak peduli mau lahirnya kapan ya begitulah beliau, sambungnya.
Anita mengatakan bahwa pihak keluarga merayakan hari ulang tahun Gus Dur berdasarkan dua versi yang berbeda tersebut.
Jadi itulah mengapa kita merayakannya dalam dua versi, yang menebak-menebak dan versi yang ada, enggak penting tahapannya ya yang paling penting esensinya dari ulang tahun, katanya.









