Temukan Harta Karun, PHI Produksi Minyak 61.000 Barel di Semester I-2023
JAKARTA - PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) melaporkan produksi minyak dan gas pada semester I-2023. Hingga Juni 2023 PHI mencapai produksi minyak sebesar lebih dari 61 ribu barel per hari (MBOPD). Sementara produksi gas PHI mencapai lebih dari 740 juta standar kaki kubik (MMSCFD).
"Ini mampu melebihi target Perusahaan untuk semester pertama, kata Direktur Utama PHI John Anis John dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (25/8/2023).
John Anis menambahkan, untuk mencapai target produksi migas, pihaknya menjalankan strategi yang tepat, antara lain terus mendorong munculnya ide-ide, inovasi, dan penerapan teknologi yang mampu mendukung operasi yang selamat, efektif, efisien dan andal.
John optimis, melalui optimasi dan inovasi Perusahaan dapat mencapai target produksi yang telah ditetapkan dan memastikan keselamatan bagi seluruh pekerja, mitra kerja, dan masyarakat.
Dalam rangka mendukung pencapaian produksi migas nasional 1 juta barel minyak dan 12 miliar standar kaki kubik gas di 2030, PHI terus berinvestasi dalam kegiatan pengeboran eksplorasi dan eksploitasi, jelas John.
Pada 2023, PHI melaporkan kegiatan pengeboran baik eksplorasi maupun eksploitasi yang dilakukan oleh anak-anak perusahaan dan afiliasi.
Pengeboran pengembangan di Lapangan Pamusian (PAM-1090) Pertamina EP Field Tarakan mencatat kesuksesan capaian produksi sebesar 1.000 BOPD. Dalam kegiatan eksplorasi, PHI memperoleh penemuan (discovery) melalui pengeboran sumur Adiwarna 1-x, oleh anak perusahaan PHI, yaitu Pertamina Hulu Mahakam. PHI juga meraih kesuksesan pengeboran sinergi wilayah beririsan di sumur Helios D-1/HLX D-1 (sumur eksplorasi PHSS) and LSE-1147 (sumur pengembangan PEP Sangasanga).
John menjelaskan bahwa prioritisasi rencana kerja menjadi salah satu strategi utama Perusahaan untuk mencapai target produksi migas di tahun 2023.
Menghadapi tantangan mature field dan aging facilities, PHI terus mendorong strategi lainnya berupa optimasi fasilitas produksi. Peningkatan biaya produksi dan operasi diimbangi dengan optimasi biaya yang dapat dicapai melalui peningkatan sinergi melalui borderless strategy, imbuhnya.
John Anismemaparkan strategi monitoring yang akurat terhadap berbagai persiapan dan eksekusi proyek untuk menghadapi berbagai tantangan, khususnya di tengah dinamika harga minyak dan gas yang tidak dapat kita kendalikan.
Kemampuan kita mengelola keekonomian proyek hulu migas dengan memastikan eksekusi yang efektif dan tepat waktu akan menentukan keberhasilan perusahaan, katanya.