Sosok Pejuang Perkasa di Poster Bikin Soekarno Tertawa Terbahak-bahak
POSTER seorang pemuda memegang tongkat berbendera merah putih di tangan kanan dan tangan kirinya memutus belenggu rantai menjadi pendongkrak semangat untuk merdeka sepenuhnya dari Belanda.
Namun, sosok dari pemuda dalam poster itu ternyata membuat Soekarno tertawa saat mengetahuinya.
Singkat cerita, pada suatu ketika di kuartal akhir 1945, Bung Karno menemui sejumlah pelukis di Balai Pustaka.
Dalam buku Kisah Istimewa Bung Karno disebutkan, saat itu Bung Karno menemui Sudjojono di Balai Pustaka. Ia kemudian menugaskan pelukis Affandi untuk membuat poster berfigur pejuang perkasa.
Dalam pengerjaannya, Affandi meminta bantuan koleganya, Dullah alias Basuki Abdullah, untuk menjadi modelnya poster tersebut. Usai poster itu rampung, Affandi kurang puas. Hal itu lantaran dirinya belum mempunyai ide untuk menuliskan kata-kata di lukisan posternya tersebut.
Kebetulan saat itu datang penyair Chairil Anwar. Ia dimintai tolong oleh Affandi untuk memikirkan kalimat yang pas buat poster tersebut. Setelah sedikit putar otak, penyair puisi ternama Karawang-Bekasi itu tercetus tiga kata.
Boeng, Ajo Boeng. Tiga kata yang digagas Chairil Anwar tersebut diterima Affandi dengan suka cita. Ternyata, kata-kata itu terinspirasi dari para kupu-kupu malam.
Di kemudian hari, baru terang-benderang bahwa kalimat Boeng, Ajo Boeng gagasan Chairil Anwar terinspirasi dari kalimat-kalimat ajakan serta rayuan pelacur atau pekerja seks komersial (PSK) demi mencari penglaris di kawasan Pasar Senen saat itu.
Kata-kata yang biasanya berbunyi, "Boeng, Mari Boeng", diubah Chairil Anwar menjadi "Boeng, Ajo Boeng". Chairil Anwar pula yang kemudian menggandakannya bersama rekan-rekannya, seperti Baharudin MS, Abdul Salam, dan kawan-kawannya guna disebarkan di semua daerah perlawanan.
Bung Karno terbilang puas dengan poster tersebut. Ia sempat bertanya pada Sudjojono, siapa pemuda yang jadi model poster yang di kemudian hari jadi poster legendaris itu. Bung Karno sontak terpingkal ketika tahu siapa yang jadi modelnya.
Dullah? Belanda pasti tidak menyangka bahwa dalam poster itu orangnya (bertubuh) kecil! cetus Soekarno seraya tertawa terbahak-bahak.




