Prabowo Sudah Tak Mempan Diserang Isu HAM

AKURAT.CO Serangan HAM yang muncul untuk mendiskreditkan Prabowo Subianto sebagai capres sudah tak mempan. Gerindra sudah mendeteksi Prabowo bakal diterpa isu HAM namun tak mau menguras energi untuk mengkhawatirkannya.

Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menilai isu HAM selalu muncul setiap lima tahun, atau selama Prabowo berkontestasi pada pilpres sejak 2009 yang lalu. Dia menganggap persoalan HAM sudah selesai seiring Prabowo dalam tiga kali pilpres diterima KPU bahkan kini menjabat Menteri Pertahanan.

HAM, him, hum, hem, hom muncul lima tahunan. Jadi kami sudah tahu kapan isu itu akan muncul. Itu adalah isu lama yang selalu direproduksi," kata Muzani, selepas memimpin usai Konsolidasi Pengurus Gerindra Jaksel, di Lapangan Blok S, Jakarta Selatan, Minggu (23/7/2023).

Dia menegaskan Gerindra tidak terpengaruh dengan kasus HAM yang dimunculkan untuk menyerang karakter Prabowo. Itu adalah isu lama yang selalu direproduksi menjelang pilpres, makanya itu kami tidak perlu pikirkan, ujar Wakil Ketua MPR.

Pokoknya kita jalan terus, karena niat kita berbuat baik kepada bangsa dan negara. Kita tidak melihat ke belakang dan seluruh kader Gerindra bersemangat bersatu untuk itu," lanjutnya.

Muzani mengingatkan kader Gerindra untuk selalu menyebar berita-berita positif tentang partai dan Prabowo. Sebaliknya kader diminta tidak terprovokasi dengan berita hoaks dan terlibat langsung untuk memutus penyebaran berita bohong.

Kalau ada berita yang tidak baik, menjelek-jelekkan partai membuat fitnah partai, membuat hoaks partai apakah pemimpin atau partai, enggak usah dibagikan," pintanya.

Pendapat Muzani yang menganggap biasa narasi kasus HAM yang dijadikan senjata menyerang Prabowo bisa dipahami. Pasalnya Prabowo menjadi capres terkuat dibuktikan dari serangkaian survei yang dilakukan lembaga kredibel.

Survei Indikator Politik Indonesia malah menempatkan Prabowo sebagai capres terkuat pilihan generasi Z dan milenial. Prabowo unggul dengan 40 persen dukungan dari kalangan muda, mengalahkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.