Mengenang Komedian Film Bisu Charlie Chaplin, Pernah Liburan ke Garut di Era 1930-an
JAKARTA, iNews.id Masih ingat dengan sosok aktor lawas Hollywood Charlie Chaplin? Dia adalah aktor komedi yang populer dan ikonik di era film bisu.
Kumis, topi, dan tongkat menjadi ciri khas dari sosoknya yang sering diperlihatkan dalam film-filmnya. Pria Bernama asli Charles Spencer Chaplin dikenal melalui film-film bisunya. Sebut saja A Woman of Paris (1923), The Circus (1928), City Lights (1931), dan The Gold Rush (1936).
Dikenal sebagai aktor top di eranya, tahu tidak kalau dulu Charlie Chaplin pernah berkunjung ke Indonesia?
Sejarah mencatat pada 1930-an, dia pernah mengunjungi Indonesia atau yang dulu masih Bernama Hindia Belanda. Destinasi wisata Chaplin saat itu adalah Garut, Jawa Barat. Dia pertama kali pergi ke Batavia (sekarang Jakarta) pada 28 Maret 1932 dari Singapura menggunakan kapal Van Lansberge.
Kunjungan Chaplin kala itu dalam rangka plesir keliling Jawa yang diberikan agen perjalanan Cook untuk artis film masa itu. Tak sendiri, Chaplin juga ditemani saudaranya, Sydney John Chaplin.
Setelah mengunjungi Jakarta, Chaplin langsung melanjutkan perjalanannya ke Garut dan menginap di Hotel Villa Dolce. Dari Garut, dia lanjut lagi pergi ke Surabaya. Kabar bahwa Chaplin akan mengunjungi Suarabaya tersebar dan membuat warga antusias untuk menunggu kedatangan Chaplin di Stasiun Gubeng, Surabaya.
Chaplin dan rombongannya pergi ke Surabaya menggunakan mobil dan mereka langsung menginap di Hotel Oranje atau yang sekarang Bernama Hotel Majapahit. Kemudian mereka lanjut pergi ke Bali dan meninggalkan Hindia Belanda pada 17 April 1932.
Saat itu Garut sedang populer di kalangan turis mancanegara berkat keindahan alamnya, hingga mendapat julukan Swiss van Java. Popularitas Garut terangkat berkat seorang fotografer perempuan Eropa bernama Margarethe Mathilde Weissenborn atau Thilly Weissenborn. Bahkan foto keindahan alam Garut dijadikan ilustrasi kartu pos yang menyebar ke seluruh daratan Eropa.
Komedian Hollywood itu juga seakan terbius dan jatuh cinta akan keindahan alam Garut. Pada 1936, dia kembali ke kota itu dan kali ini Chaplin membawa tunangannya, Paulette Goddard, dan ibu dari Paulette.
Pada 22 Maret 1936, Chaplin dan rombongannya terbang dari Singapura dengan pesawat Qantas Line dan mendarat di Bandara Tjililitan atau sekarang Bernama Bandara Halim Perdanakusuma. Chaplin senang sekali bisa kembali ke Hindia Belanda. Setelah Batavia, Chaplin dan rombongan pergi ke Bandung menggunakan mobil, menginap di Hotel Preanger.
Setelah menginap semalam di Bandung, dia melanjutkan perjalanan ke Garut menggunakan kereta. Chaplin turun di Stasiun Cibatu, Garut pada 24 Maret 1936. Dia beserta rombongannya menginap di Grand Hotel Ngamplang. Lalu pada Rabu, 25 Maret 1936, Chaplin, Paulette, dan ibunya pergi ke Kawah Kamodjang.
Dituduh Nikita Mirzani Jual Produk Berbahaya, Reza Gladys Langsung Buat Booth di Acara BPOM
Setelah Garut, Chaplin dan rombongannya juga mengunjungi Yogyakarta, Surabaya, dan Bali sebelum dia pergi meninggalkan Hindia Belanda pada 6 April 1936 dari Batavia. Sebelumnya Chaplin berjanji pada pemilik Hotel Radium di Garut bahwa dia akan Kembali mengunjungi Garut dalam satu atau dua tahun lagi dan menginap di sana selama dua minggu. Namun, janji itu tak pernah terlaksana karena dia tak pernah kembali mengunjungi Indonesia hingga wafat pada 25 Desember 1977 di Swiss.









